Sabtu, Desember 14, 2013

10 Kebohongan Besar MLM

 

 

Kebohongan MLM Ke-1


Kebohongan: MLM adalah bisnis yang menawarkan kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan banyak uang dibandingkan dengan bisnis lain maupun pekerjaan lain.

Kebenaran: Bagi hampir semua orang yang menanamkan uang, MLM berakhir dengan hilangnya uang. Kurang dari 1% distributor MLM mendapatkan laba dan mereka yang mendapatkan pendapatan seumur hidup dalam bisnis ini persentasenya jauh lebih kecil lagi. Cara pemasaran dan penjualan yang tidak lazim menjadi penyebab utama kegagalan ini. Namun, kalau toh bisnis ini lebih berkelayakan, perhitungan matematis pasti akan membatasi terjadinya peluang sukses tersebut. Tipe struktur bisnis MLM hanya dapat menopang sejumlah kecil pemenang. Jika seseorang memerlukan downline sejumlah 1000 orang agar dia memperoleh pendapatan seumur hidup, maka 1000 orang downline tadi akan memerlukan sejuta orang untuk bisa memperoleh kesempatan yang sama. Jadi, berapa orang yang secara realistis bisa diajak bergabung? Banyak hal yang tampak sebagai pertumbuhan pada kenyataannya adalah pengorbanan distributor baru secara terus-menerus. Uang yang masuk ke kantong elite pemenang berasal dari pendaftaran para pecundang. Dengan tidak adanya batasan jumlah distributor di suatu daerah dan tidak ada evaluasi tentang potensi pasar, sistem ini dari dalamnya sudah tidak stabil.

 

Kebohongan MLM Ke-2


Kebohongan: Network marketing (pemasaran mengandalkan jaringan) adalah cara baru yang paling populer dan efektif untuk membawa produk ke pasar. Konsumen menyukai membeli produk dengan cara door-to-door MLM.

Kebenaran: Jika anda mengikuti aktifitas andalan MLM berupa penjualan keanggotaan secara terus-menerus dan mengamati hukum dasarnya, yakni penjualan eceran satu-satu ke konsumen, anda akan menemukan sistem penjualan yang tidak produktif dan tidak praktis. Penjualan eceran satu-satu ke konsumen merupakan cara kuno, bukan trend masa depan. Penjualan secara langsung satu-satu ke teman atau saudara menuntut seseorang untuk menrubah kebiasaan belanjanya secara drastis. Seseorang pasti mendapatkan bahwa pilihannya terbatas, kerap kali membayar lebih mahal untuk sebuah produk, membeli dengan tidak nyaman, dan dengan kagok mengadakan transaksi bisnis dengan teman dekat atau saudara. Ketidak-layakan (unfeasibility) penjualan door-to-door inilah yang menjadi alasan kenapa pada kenyataannya MLM merupakan bisnis yang terus-terusan menjual kesempatan menjadi distributor.

 

Kebohongan MLM Ke-3


Kebohongan: Di suatu saat kelak, semua produk akan dijual dengan model MLM. Para pengecer, mall, katalog, dan sebagian besar pengiklanan akan mati karena MLM.

Kebenaran: Kurang dari 1% dari keseluruhan penjualan dilakukan melalui MLM dan banyak volume dari penjualan ini terjadi karena pembelian oleh para distributor baru yang sebenarnya membayar biaya pendaftaran untuk sebuah bisnis yang selanjutnya akan dia tinggalkan. MLM tidak akan menggantikan cara-cara pemasaran yang sekarang ada. MLM sama sekali tidak bisa menyaingi cara-cara pemasaran yang lain. Namun yang lebih  pasti, MLM melambangkan program investasi baru yang meminjam istilah pemasaran dan produk. Produk MLM yang sesungguhnya adalah keanggotaan (menjadi distributor) yang dijual dengan cara menyesatkan dan membesar-besarkan janji mengenai pendapatan. Orang membeli produk guna menjaga posisinya pada sebuah piramid penjualan.
Pendukung MLM senantiasa menekankan bahwa anda anda dapat menjadi kaya, jika bukan karena usaha keras anda sendiri maka kekayaan itu berasal dari seseorang yang tidak anda kenal yang mungkin akan bergabung dengan downline anda, atau istilah orang MLM &****; big fish&****;. Pertumbuhan MLM adalah perwujudan bukan dari nilai tambahnya terhadap ekonomi, konsumen, maupun distributor, namun lebih merupakan perwujudan dari tingginya ketakutan ekonomi dan perasaan tidak aman serta meningkatnya impian untuk menjadi kaya dengan mudah dan cepat. MLM tumbuh dengan cara yang sama dengan tumbuhnya perjudian dan lotere.

 

Kebohongan MLM Ke-4


Kebohongan: MLM adalah gaya hidup baru yang menawarkan kebahagiaan dan kepuasan. MLM merupakan cara untuk mendapatkan segala kebaikan dalam hidup.

Kebenaran: Daya tarik paling menyolok dari industri MLM sebagaimana yang disampaikan lewat iklan dan presentasi penarikan anggota baru adalah ciri materialismenya. Perusahaan-perusahaan besar Fortune 100 akan tumbang sebagai akibat dari janji-janji kekayaan dan kemewahan yang disodorkan oleh penjaja MLM. Janji-janji ini disajikan sebagai tiket menuju kepuasan diri. Pesona MLM yang berlebihan mengenai kekayaan dan kemewahan bertentangan dengan aspirasi sebagian besar manusia berkaitan dengan karya yang bernilai dan memberikan kepuasan untuk sesuatu yang menjadi bakat dan minatnya. Singkatnya, budaya bisnis MLM membelokkan banyak orang dari nilai-nilai pribadinya dan membelokkan aspirasi seseorang untuk mengekspresikan bakatnya.

 

Kebohongan MLM Ke-5


Kebohongan: MLM adalah gerakan spiritual.

Kebenaran: Peminjaman konsep spiritual (kerokhanian) seperti kesadaran akan kemakmuran dan visualisasi kreatif untuk mengiklankan keanggotaan MLM, penggunaan kata-kata seperti komunitas tertentu; untuk menggambarkan kelompok penjualan, dan klaim bahwa MLM merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip Kristiani atau ajaran-ajaran Injili adalah penyesatan besar dari ajaran-ajaran rokhani. Mereka yang memusatkan harapan dan impiannya pada kekayaan dalam doa-doanya jelas kehilangan pandangan akan spiritualitas murni sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama yang dianut umat manusia. Penyalahgunaan ajaran-ajaran spiritual ini pastilah pertanda bahwa penawaran investasi MLM merupakan penyesatan. Jika sebuah produk dikemas dengan bendera atau agama tertentu, waspadalah! terhadap apa yang ditawarkan oleh organisasi MLM kepada anggota baru semata-mata didasarkan pada belanjanya. Jika pembelanjaan dan pendaftarannya menurun, maka menurun pula komisi dan persaudaraan komunitas tersebut.

 

Kebohongan MLM Ke-6


Kebohongan: Sukses dalam MLM itu mudah. Teman dan saudara adalah prospek. Mereka yang mencintai dan mendukung anda akan menjadi konsumen anda seumur hidup.

Kebenaran: Komersialisasi ikatan keluarga dan persahabatan yang diperlukan bagi jalannya MLM adalah unsur penghancur dalam masyarakat dan sangat tidak sehat bagi mereka yang terlibat. Mencari keuntungan dengan memanfaatkan ikatan keluarga dan kesetiakawanan sahabat akan menghancurkan jiwa sosial seseorang. Kegiatan MLM menekankan pada hubungan yang mungkin tidak akan bisa mengembalikan pertalian yang didasarkan atas cinta, kesetiaan, dan dukungan. Selain dari sifatnya yang menghancurkan, pengalaman menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali orang yang menyukai atau menghargai suasana dirayu oleh teman atau saudara untuk membeli produk.

 

Kebohongan MLM Ke-7


Kebohongan: Anda dapat melakukan MLM di waktu luang. Sebagai sebuah bisnis, MLM menawarkan fleksibilitas dan kebebasan mengatur waktu. Beberapa jam seminggu dapat menghasilkan tambahan pendapatan yang besar dan dapat berkembang menjadi sangat besar sehingga kita tidak perlu lagi bekerja yang lain.

Kebenaran: Pengalaman puluhan tahun yang melibatkan jutaan manusia telah menunjukkan bahwa mencari uang lewat MLM menuntut pengorbanan waktu yang luar biasa serta ketrampilan dan ketabahan yang tinggi. Selain dari kerja keras dan bakat, MLM juga jelas-jelas menggerogoti lebih banyak wilayah kehidupan pribadi dan lebih banyak waktu. Dalam MLM, semua orang dianggap prospek. Setiap waktu di luar tidur adalah potensi untuk memasarkan. Tidak ada batas untuk tempat, orang, maupun waktu. Akibatnya, tidak ada lagi tempat bebas atau waktu luang begitu seseorang bergabung dengan MLM. Dibalik selubung mendapatkan uang secara mandiri dan dilakukan di waktu luang, sistem MLM akhirnya mengendalikan dan mendominasi kehidupan seseorang dan menuntut penyesuaian yang ketat pada program-programnya. Inilah yang menjadi penyebab utama mengapa begitu banyak orang tenggelam begitu dalam dan akhirnya menjadi tergantung sepenuhnya kepada MLM. Mereka menjadi terasing dan meninggalkan cara-cara hubungan yang lain.

 

Kebohongan MLM Ke-8


Kebohongan: MLM adalah bisnis baru yang positif dan suportif (mendukung) yang memperkuat jiwa manusia dan kebebasan pribadi.

Kebenaran: MLM sebagian besar berjalan karena adanya ketakutan. Cara perekrutan selalu menyebutkan ramalan akan runtuhnya model-model distribusi yang lain, runtuhnya kekokohan ekonomi Amerika, dan sedikitnya kesempatan di bidang lain (profesi atau jasa). Profesi, perdagangan, dan usaha konvensional terus-menerus dikecilkan artinya dan diremehkan karena tidak menjanjikan penghasilan tak terbatas. Menjadi karyawan adalah sama dengan perbudakan bagi mereka yang kalah. MLM dinyatakan sebagai tumpuan terbaik terakhir bagi banyak orang. Pendekatan ini, selain menyesatkan kerapkali juga menimbulkan dampak menurunkan semangat bagi orang yang ingin meraih kesuksesan sesuai visinya sendiri tentang sukses dan kebahagiaan. Sebuah bisnis yang sehat tidak akan menunjukkan keunggulannya dengan menyajikan ramalan-ramalan buruk dan peringatan-peringatan menakutkan.

 

Kebohongan MLM Ke-9


Kebohongan: MLM merupakan pilihan terbaik untuk memiliki bisnis sendiri dan mendapatkan kemandirian ekonomi yang nyata.

Kebenaran: MLM bukanlah self-employment (usaha mempekerjakan sendiri) yang sejati.Memiliki keanggotaan distributor MLM hanyalah ilusi. Beberapa perusahaan MLM melarang anggotanya memiliki keanggotaan MLM lain. Hampir semua kontrak MLM memungkinkan dilakukannya pemutusan keanggotaan dengan gampang dan cepat. Selain dari putus kontrak, downline dapat diambil alih dengan berbagai alasan. Keikutsertaan dalam MLM menuntut orang untuk meniru model yang ada secara ketat, bukannya kemandirian dan individualitas. Distributor MLM bukanlah pengusaha (entrepreneur), namun hanya pengikut pada sebuah sistem hirarki yang rumit di mana mereka hanya punya sedikit kendali.

 

Kebohongan MLM Ke-10


Kebohongan: MLM bukan program piramid karena ada produk (barang) yang dijual.

Kebenaran: Penjualan produk sama sekali bukan penangkal bagi MLM untuk lolos dari undang-undang anti program piramid, juga bukan jawaban atas tuduhan tentang praktek perdagangan yang tidak sehat (unfair) sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang negara bagian maupun federal. MLM bisa menjadi bisnis yang legal jika sudah memenuhi prasyarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh FTC (Federal Trade Commission) dan Jaksa Agung negara bagian. Banyak MLM jelas-jelas melanggar ketentuan tersebut dan sementara ini tetap beroperasi karena belum ada yang menuntut. Ketentuan pengadilan baru-baru ini menetapkan angka 70% untuk menentukan legalitas MLM. Maksudnya, minimal 70% produk yang dijual MLM harus dibeli oleh konsumen non-distributor. Ketentuan ini tentu saja akan membuat hampir semua MLM masuk kategori melanggar hukum. Para pelaksana MLM terbesar mengakui bahwa mereka hanya menjual 18% produknya ke non-distributor.

Artikel ini aslinya ditulis oleh Robert L. FitzPatrick.
http://www.falseprofits.com/MLM%20Lies.html
http://ahmad.web.id/10-sepuluh-kebohongan-mlm-multilevel-marketing/

Minggu, November 10, 2013

Peristiwa Mubahalah


Mubahalah secara terminologi adalah memohon kutukan kepada Allah SWT untuk dijatuhkan kepada orang yang berdusta, sebagai bukti kebenaran salah satu pihak. Mubahalah dilakukan ketika orang-orang berdebat tentang masalah penting agama, lalu berkumpul di sebuah tempat dan memohon kepada Allah untuk mereka yang berbohong dan menentang kebenaran.

Dalam buku tafsir Syiah dan Sunni serta sebagian buku hadis dan sejarah kita membaca bahwa pada tahun kesepuluh Hijrah, ada sekelompok orang yang dikirim oleh Rasulullah SAW untuk melakukan tablig Islam ke kawasan Najran yang terletak di Yaman. Warga Kristen Najran juga mengirim delegasi ke Madinah untuk berdialog dengan Nabi Muhammad SAW. Terjadi dialog antara mereka dan Rasulullah SAW, tapi yang terjadi tetap saja mereka berusaha mencari-cari alasan serta berusaha meragukan kebenaran Islam.


Dalam sebuah diskusi dengan delegasi Nasrani, Rasulullah SAW mengajak mereka untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi mereka tetap bersikeras bahwa bukti ketuhanan Al-Masih adalah kelahiran Isa AS tanpa perantara seorang ayah. Pada saat itu, turun wahyu kepada Rasul yang berbunyi “Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, sama seperti Adam, Allah menciptakan Adam dari tanah.”(Ali Imran:59).

Dalam ayat tersebut, Allah SWT selain menjelaskan keserupaan penciptaan Nabi Isa AS dengan Nabi Adam AS, juga mengingatkan bahwa Nabi Adam AS juga diciptakan tanpa perantaraan ayah dan ibu. Jika ketiadaan ayah bagi Al-Masih adalah bukti ketuhanan Nabi Isa AS, maka Nabi Adam AS lebih layak menyandang posisi tersebut, karena Nabi Adam AS diciptakan tanpa perantara ayah dan ibu.

Meskipun Rasulullah SAW sudah telah memaparkan argumen demikian secara lugas dan tegas, serta di tambah penjelasan tentang penciptaan Nabi Isa as pada ayat-ayat sebelumnya, namun delegasi Nasrani tetap tidak puas. Kemudian Allah memerintahkan Rasulullah untuk melakukan Mubahalah guna menyingkap kebenaran dan menghukum yang berdusta.

Pada akhirnya Allah memerintahkan Rasul untuk bermubahalah. Allah berfirman “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya), “Marilah kita memanggil isteri-isteri kamu dan isteri-isteri kami, anak-anak kamu dan anak-anak kami, diri kamu dan diri kami, kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.” (Ali Imran:61).

Kata "Nabtahil" dalam ayat di atas berasal dari kata "Ibtihaal" yang berarti membuka tangan dan siku ke arah langit untuk berdoa. Ayat ini dikarenakan ada kata "Nabtahil" dikenal dengan nama ayat Mubahalah. Kata Mubahalah itu sendiri berarti perhatian dan ketundukan dua kelompok yang saling bertentangan di hadapan Allah Swt dan meminta laknat dan kemusnahan pihak lain yang dianggapnya batil.
 
Ketika delegasi Kristen Najran mendengar usulan Mubahalah dari Rasulullah SAW, mereka saling menatap dan kebingungan. Mereka meminta waktu untuk bermusyawarah memikirkan usulan ini. Seorang tokoh Kristen Najran berkata kepada mereka, "Kalian terima saja usulan itu. Bila kalian menyaksikan Muhammad datang bersama orang banyak untuk Mubahalah, maka kalian jangan khawatir dan ketahuilah tidak akan ada sesuatu yang terjadi bagi kalian. Tapi bila datang dengan beberapa orang saja, maka kalian harus mengundurkan diri dari Mubahalah dan berdamai dengannya."
 
Hari Mubahalah tiba. Mereka menyaksikan Nabi Muhammad SAW datang dengan disertai dua anak, seorang pemuda dan perempuan. Dua anak itu adalah cucu beliau Hasan AS dan Husein AS, sementara pemuda itu adalah menantu sekaligus keponakan beliau Ali AS dan seorang perempuan, yakni Fathimah AS, putri Rasulullah Saw sendiri.
 
Uskup Kristen Najran berkata, "Demi Allah! Saya melihat wajah-wajah yang bila mereka memohon kepada Allah agar memindahkan gunung, maka gunung itu akan pindah dari tempatnya. Bila mereka melaknat, maka tidak akan satu orang Kristen pun di muka bumi. Oleh karenanya, segera menyampaikan pembatalan Mubahalah dan bersedia untuk berdamai."

Setelah pembatalan sepihak itu, delegasi Nasrani pun mendatangi Rasul Saw dan berkata kepadanya “Wahai Abul Qasim! Urungkanlah niatmu bermubahalah dengan kami, dan kami siap berdamai atas segala sesuatu yang mampu kami tunaikan.” Rasul SAW pun akhirnya menerima tawaran perdamaian.

http://indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/b9BB/content/sejenak-bersama-al-quran-peristiwa-mubahalah
http://sejarah.kompasiana.com/2013/10/28/mubahalah-dan-pluralitas-rasulullah-sawa-603163.html 

Senin, Juli 29, 2013

Pemetaan Konflik Mesir



Dina Y. Sulaeman*

Pengantar: Dalam artikel panjang ini penulis akan melakukan pemetaan konflik dengan harapan agar publik bisa melihat situasinya dengan lebih jernih. Ini penting karena opini publik Indonesia atas konflik ini terlihat mulai keruh oleh sikap-sikap takfiriah. Yang tidak mendukung Mursi dituduh anti-Islam. Bahkan banyak yang seenaknya berkata: yang anti-Mursi pasti Syiah atau Yahudi (dan keduanya bersekongkol!). Jelas ini pernyataan yang tidak logis, tidak cerdas, dan semata didasarkan pada kebencian yang membabi-buta. Sebaliknya, yang menolak kudeta pun, belum tentu pro-Mursi atau pro-takfiri. Bahkan, negara yang paling awal mengecam penggulingan Mursi dan menyebutnya sebagai kudeta militer justru Iran. Sebaliknya, yang pertama kali memberikan ucapan selamat kepada militer Mesir justru Arab Saudi.
  
(1)  Ikhwanul Muslimin
Muhammad Mursi, doktor lulusan AS dan aktivis Ikhwanul Muslimin (IM) naik ke tampuk kekuasaan dengan memenangi 52% suara dalam pemilu bulan Juni 2012. Jumlah turn-out vote saat itu hanya sekitar 50%. Artinya, secara real Mursi hanya mendapatkan dukungan seperempat dari 50 juta rakyat Mesir yang memiliki hak suara (karena ‘lawan' Mursi saat itu hanya satu orang, Ahmad Shafiq, mantan perdana menteri era Mubarak). Dalam posisi seperti ini, bila benar-benar menganut azas demokrasi, idealnya Mursi melakukan pembagian kekuasaan dengan berbagai pihak.

Awalnya, Mursi memang memberikan sebagian jabatan dalam kabinetnya kepada tokoh-tokoh yang tadinya berada di pemerintahan interim militer.Namun sikap kompromistis Mursi tak bertahan lama. Pada bulan Agustus 2012, Mursimulai melakukan ‘pembersihan' di tubuh pemerintahannya. Bahkan pada bulan November 2012, Mursi mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa semua produk hukum yang dihasilkan anggota parlemen (yang didominasi Ikhwanul Muslimin) tidak bisa dibatalkan pengadilan. Dekrit ini ditentang kaum sekuler dan minoritas karena mengkhawatirkan produk UU yang meng- ‘Ikhwanisasi' Mesir. Mereka pun berdemo besar-besaran di Tahrir Square.

Situasi semakin memanas seiring dengan sikap sektarianisme yang ditunjukkan para aktivis IM dan aliansi utama mereka, kalangan Salafi. Bila pada era Mubarak semua sikap politik-relijius  dari semua pihak diberangus, pada era Mursi yang terjadi adalah pembiaran kelompok berideologi takfiri (gemar mengkafirkan pihak lain) untuk menyebarluaskan pidato-pidato kebencian melalui berbagai kanal televisi dan radio.

Tidak cukup dengan pidato, aksi-aksi kekerasan fisik pun mereka lakukan. Korban sikap radikal mereka ini bahkan ulama Al Azhar. Pada 28 Mei 2013 kantor Grand Sheikh Al Azhar diserbu kelompok takfiri yang meneriakkan caci-maki, menyebut Al-Azhar sebagai institusi kafir. Tudingan ini dilatarbelakangi sikap moderat yang selalu diambil ulama Al Azhar dalam berbagai isu. Label kafir memang sering disematkan oleh pihak  pro-Mursi terhadap para penentangnya.  Puncaknya adalah peristiwa pembantaian terhadap orang-orang Syiah yang sedang mengadakan acara maulid Nabi di kawasan Zawiyat Abu Musallem.

Dalam kebijakan luar negerinya, Mursi pun tidak mendahulukan kepentingan nasional Mesir, melainkan kepentingan ideologis transnasional IM. Dalam konflik Suriah misalnya, dimana IM Suriah berperan aktif, Mursi memilih berpihak kepada kelompok oposisi. Mursi bahkan menjadi tuan rumah bagi muktamar para ulama di Kairo pada Juni 2012 yang merekomendasikan jihad, bantuan dana, dan suplai senjata untuk pemberontak Suriah. Ratusan jihadis asal Mesir pun ternyata sudah tewas di Suriah. Istilah gampangnya: negara sedang susah kok malah menghabiskan energi untuk ngurusin perang di negara lain?

Terhadap Israel pun, Mursi tidak menunjukkan sikap tegas: tetap mempertahankan hubungan diplomatik dan melakukan kebijakan anti-Palestina. Pada bulan Juli 2012, rezim Mursi sempat membuka gerbang Rafah. Namun sejak Agustus 2012, gara-gara ada 16 tentara Mesir yang dibunuh teroris, Mesir kembali menutupnya.Tidak seperti yang banyak diberitakan media pro-Mursi, sesungguhnya pada era Mursi-lah terowongan-terowongan penghubung Gaza-Rafah ditutup (puncaknya pada Februari 2013). Ratusan terowongan itu merupakan lifeline rakyat Gaza, jalur yang memberikan mereka kehidupan. Terowongan-terowongan itulah yang memberi mereka akses keluar-masuk yang sangat dibutuhkan untuk membeli barang-barang kebutuhan hidup, termasuk makanan dan obat-obatan, serta menjual barang produksi mereka agar mereka bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan perut, serta untuk membawa para penderita sakit ke rumah sakit di Mesir.

Sikap politik Mursi-IM ini tentu saja kontraproduktif dengan kebutuhan mendasar masyarakat Mesir yang didera kesulitan ekonomi. Mereka dulu bangkit menggulingkan Mubarak karena sudah lelah menghadapi kemiskinan akibat kebijakan ekonomi liberal yang dijalankan Mubarak, yang bekerja sama dengan IMF dan korporasi Barat. Namun kini, kebijakan ekonomi Mursi justru tak jauh beda dengan Mubarak. Segera setelah meraih tampuk kekuasaan, Mursi mendapati bahwa kas negaranya hanya tersisa 14 milyar dollar. Untuk mengatasinya Mursi tidak melakukan langkah radikal seperti yang diambil negara-negara Amerika Latin yang memutuskan hubungan dengan lembaga rente Barat. Ia malah bernegosiasi dengan IMF. Dan untuk melunakkan protes dari kalangan Salafi, dalam sebuah pidatonya bulan Oktober 2012, Mursi menyatakan, "Ini bukanlah riba."

Berbagai versi sikap Mursi ini (di satu sisi seperti Islam garis keras, tapi di satu sisi terlihat tetap berbaik-baik dengan Barat dan Israel), membuat yang memusuhinya bukan hanya kalangan liberal (yang mengkhawatirkan Ikhwanisasi Mesir), melainkan kalangan Islam radikal sendiri (yang menganggap Mursi kurang radikal). Itulah sebabnya, komposisi anti-Mursi sangat beragam, mulai dari liberal hingga Salafi.

(Catatan: Bagian ini adalah kutipan dari artikel karya penulis yang dimuat di Sindo Weekly Magazine No. 21-22. Analisis yang penulis ungkapkan di atas adalah hasil penelaahan dari berbagai sumber bacaan, namun terkonfirmasi oleh penjelasan Dubes Mesir untuk Indonesia –dalam wawancara yang berlangsung di Museum Konperensi Asia Afrika,18/7/13; dan juga oleh Tariq Ramadan dalam salah satu tulisannya yang mengkritik Mursi. Tariq Ramadan adalah akademisi terkemuka, cucu Hasan Al Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin.)

(2)  Militer Mesir

Perlu dicatat pula bahwa kesalahan yang dilakukan Mursi dan IM selama setahun masa kepemimpinannya tidaklah membuat pihak yang berseberangan dengannya menjadi sosok protagonis. Mari kita cermati siapa saja tokoh yang akhirnya memegang kekuasaan pasca Mursi. Perdana Menteri pemerintahan interim bentukan militer adalah Hazem el-Beblawi, seorang ekonom berhaluan liberal. Mohamed El Baradei, yang diangkat sebagai Wapres untuk bidang Hubungan Internasional adalah partner setia Barat selama ini. Selain pernah menjabat Gubernur IAEA, Baradei adalah anggota Dewan Pengawas ICG (Internasional Crisis Group), LSM internasional yang didanai tokoh Zionis, George Soros, yang terlibat dalam berbagai konflik di dunia. Pasca tumbangnya Mubarak, Baradeilah yang digadang-gandang Barat untuk menjadi pengganti, namun dia tak mendapat banyak dukungan rakyat. Jangan lupakan pula Menlu Nabil Fahmy, yang pernah menjadi Dubes Mesir untuk AS selama sembilan tahun pada era Mubarak.

Naiknya tokoh-tokoh ini, jelas mengindikasikan adanya faktor AS dalam penggulingan Mursi. Sebagaimana ditulis Tariq Ramadan dalam bukunya Islam and the Arab Awakening, adalah naif bila mengabaikan faktor AS dan negara-negara adidaya lain dalam menganalisis konflik Timur Tengah. Kepentingan ekonomi mereka di Timur Tengah sedemikian besar sehingga mereka akan sebisa mungkin melibatkan diri dalam setiap perubahan politik di kawasan ini. AS bersama  Freedom House dan the National Endowment for Democracy, jauh sebelum tergulingnya Mubarak telah mendukung dan mendanai kelompok-kelompok pro-demokrasi Mesir. Padahal di saat yang sama, AS pun tetap menjalin kemesraan dengan Mubarak. Inilah wujud political leveraging AS, bermain di dua kaki. Inilah yang dikatakan Tariq Ramadan, "Teman terbaik pemerintah Barat adalah mereka yang paling baik melayani kepentingan Barat, mereka bisa saja diktator, atau Islamis."

Ketika pemerintahan hasil demokrasi Mesir kembali digulingkan, AS pun tidak banyak bereaksi. Bahkan pemerintah AS kini tidak lagi menyebut penggulingan Mursi sebagai ‘kudeta militer' dan tetap akan mengirimkan F-16-nya ke Mesir (meski ada juga berita yang menyebutkan AS akan menundanya). Selama ini, setiap tahunnya AS memberikan bantuan sebesar 1,5 milyar Dollar kepada Mesir, sebagian besarnya dalam bentuk bantuan militer. Di sisi lain, Obama juga meminta agar militer membebaskan Mursi, seolah-olah Obama berpihak pada Mursi.

Bila dilihat dari kacamata demokrasi, yang terjadi di Mesir adalah kudeta yang bertentangan dengan konsep dasar demokrasi. Dogma demokrasi adalah 50%+1 bisa dianggap sebagai mayoritas rakyat dan suara rakyat adalah "suara Tuhan" yang harus dipatuhi semua rakyat.

(Catatan:  Dalam wawancara penulis dengan Dubes Mesir untuk Indonesia, Bahaa El Deen Desouky, dia menyatakan bahwa situasi saat itu sudah sangat genting. Demonstrasi rakyat Mesir yang menuntut Mursi mundur adalah demonstrasi terbesar dalam sejarah Mesir. Mursi dan IM pun tidak melakukan langkah-langkah politik yang tepat untuk menangani masalah ini sehingga akhirnya militer ‘terpaksa' mengambil alih kendali kekuasaan agar situasi tidak lebih kacau lagi. Saat penulis menyebutkan adanya dominasi AS dalam pemerintahan interim, Desouky menyanggahnya dan menyebut itu gosip media belaka).

(3)  Respon Iran Seperti telah disinggung pada pengantar tulisan, sikap Iran berbeda dibanding negara-negara Arab (dan AS-Israel, tentu saja). Demo anti Mursi dan IM sesungguhnya tidak terjadi baru-baru ini saja, melainkan sejak Mursi nekad mengeluarkan Dekrit 22 November. Setelah itu, diadakan referendum untuk mengesahkan UU produk parlemen baru dan hasilnya mayoritas peserta referendum menyatakan setuju. Meskipun peserta referendum hanya 33% dari seluruh pemilik suara, dari kaca mata demokrasi, tetap saja ini dianggap sah. Dan saat itu, Iran terang-terangan menyatakan dukungannya.  Pada 25/12/12, Ahmadinejad  mengucapkan selamat kepada Mursi dan mengatakan, "Saya yakin di era baru ini, bangsa Mesir akan bergerak menuju puncak kehormatan dan kemajuan."  Padahal di saat yang sama, pemberitaan media Barat hampir seragam: kelangsungan revolusi Mesir telah terancam; demokrasi telah disingkirkan oleh Ikhwanul Muslimin. 

Sikap Iran ini cukup menimbulkan tanda tanya. Sebab, sikap Mursi dan IM selama ini justru berkali-kali merugikan Iran. Dalam acara KTT Gerakan Non Blok di Teheran, misalnya, Mursi justru berpidato menyerukan para anggota GNB untuk bersatu mendukung ‘perjuangan' rakyat Suriah. Secara terang-terangan, Mursi menyebut pemerintah Suriah sebagai ‘rezim opresif' dan menyatakan bahwa pihaknya mendukung kehendak rakyat Suriah untuk mencapai kebebasan dan kesetaraan.

Pidato Mursi ini sangat melanggar etika diplomasi karena menampar muka Iran sebagai tuan rumah, yang sudah jelas berposisi mendukung pemerintah Suriah. Kalau Iran waktu itu bukan tuan rumah, Iran akan leluasa memberikan pidato balasan. Namun posisinya sebagai tuan rumah membuat Iran terpaksa diam demi menjaga keberlangsungan sidang.  Selain itu, sikap Mursi jelas melanggar konvensi GNB yang menolak interferensi atas urusan internal negara lain. Kalaupun Mesir memiliki pendapat tertentu terkait Suriah, etikanya, disampaikan pada sidang-sidang perumusan deklarasi; dan nantinya akan dilakukan deklarasi bersama GNB terkait Suriah. Tak heran bila delegasi Suriah dalam KTT tersebut langsung melakukan aksi walkout saat mendengar pidato Mursi.

Segera setelah Mursi dipaksa lengser oleh militer, Iran mengeluarkan kecaman dan menyebut telah terjadi kudeta militer di Mesir. Padahal, di saat yang sama, Arab Saudi justru memberi selamat pada militer. Berdasarkan analisis-analisis politik yang dimuat di koran beroplah terbesar di Iran, Kayhan, bisa ditangkap bahwa sikap Iran ini disebabkan karena melihat kepentingan yang lebih global. Dalam pandangan Iran, keberhasilan rakyat Mesir menggulingkan Mubarak dan menyelenggarakan pemilu demokratis adalah model yang menghembuskan angin harapan bagi rakyat tertindas di muka bumi. Terbukti,  Mubarak yang sangat ditakuti rakyatnya akhirnya bisa juga ditumbangkan. Namun kini, dengan kembali berkuasanya militer (meskipun dengan alasan: kehendak rakyat), harapan ini telah meredup. Negara-negara Arab monarkhi akan semakin berani menggunakan kekuatan militer untuk menindas demo rakyatnya. Jelas ini bertentangan dengan ide Iran yang sejak kemenangan revolusi 1979 selalu menyerukan agar bangsa-bangsa tertindas bangkit melawan penindasnya.

Pertanyaannya, bukankah rakyat Mesir memang benar-benar berdemo besar-besaran untuk menuntut Mursi turun? Ada banyak analisis yang dikemukakan dalam hal ini. Namun, saya tertarik pada pernyataan seorang komentator di website Tariq Ramadan, "Saya ikut demo karena memang tidak menyukai kebijakan Mursi. Tapi saya sama sekali tidak menyangka bahwa akhirnya justru militer dan orang-orang pro-Barat yang berkuasa."

Bila menggunakan kategorisasiJean-Paul Sartre,  ada tiga jenis gerakan rakyat melawan penguasa, yaitu  pemberontakan, kebangkitan, dan revolusi. Revolusi adalah tingkat tertinggi sebuah gerakan rakyat, yang bermakna menghapus total sistem politik dan ekonomi rezim lama. Gerakan rakyat  Mesir lebih tepat disebut sebagai kebangkitan karena tidak ada figur utama yang memimpin dan tidak ada kristalisasi ide perjuangan, sehingga tak banyak membawa perubahan nyata. Rakyat hanya bisa marah dan mengungkapkan kemarahannya terhadap rezim, namun tidak memiliki daya untuk membentuk pemerintahan baru. Atau mungkin, mereka memang tidak tahu pasti pemerintahan seperti yang apa yang tepat untuk mereka, karena ketiadaan figur pemimpin revolusi. Kemarahan mereka adalah nyata. Namun, secara real pula, kekuasaan tidak ada di tangan mereka. Lagi-lagi, elitlah yang mengambil alih. Sikap IM yang tak mau mengalah (padahal mengalah pun adalah sebuah strategi untuk menang) pun harus diakui bak memberikan bensin kepada api yang sedang menyala, sehingga membuka jalan bagi aksi represif militer. Apalagi, menyelamatkan jiwa lebih wajib daripada menyelamatkan kekuasaan. Dan rakyat Mesirlah yang menjadi korban utama: darah kembali tertumpah sia-sia, sementara perbaikan ekonomi entah kapan akan terwujud.

Penutup
Tumbangnya Mursi dan IM perlu dijadikan catatan bahwa mengusung Islam sebagai kendaraan politik ternyata tak semudah yang disangka. Sikap welas asih dan antisektarianisme, dan di saat yang sama tegas memperjuangkan kepentingan nasional di hadapan kekuatan asing, tetap menjadi syarat utama untuk meraih simpati rakyat. Ini agaknya penting pula dicatat oleh para aktivis muslim Indonesia yang berpatron pada Ikhwanul Muslimin.Ingatlah bahwa rakyat akan berpihak kepada  mereka yang memperjuangkan kepentingan bangsa, bukan yang melulu memikirkan kepentingan organisasi eksklusif-transnasional.

Dan bagi kita bangsa Indonesia, kisruh Mesir harus dijadikan pelajaran, bukannya malah ikut berseteru demi mendukung (atau tidak mendukung) presiden sebuah negara yang letaknya ribuan kilo dari kita. Pernyataan mantan Dubes Indonesia untuk Mesir, AM Fachir (dalam acara talkshow tentang Mesir di Museum KAA, 18/7/13) penting untuk digarisbawahi. Fachir menyatakan bahwa perbedaan utama Mesir dan Indonesia adalah bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Di Mesir, konflik menjadi sangat tajam dan mengarah kepada perang saudara karena semua pihak berkeras kepala dengan kebenaran yang dipegang masing-masing. Karena itu, kita perlu kembali berpegang teguh kepada Pancasila. Kita menyembah Tuhan yang satu dan memiliki harapan yang sama: Indonesia yang damai dan makmur. Konflik di luar negeri adalah untuk diambil hikmah, bukan malah diimpor dan dijadikan bahan untuk memecah belah bangsa sendiri.

http://indonesian.irib.ir/headline2/-/asset_publisher/0JAr/content/id/5479407?_101_INSTANCE_0JAr_utm_medium=facebook&_101_INSTANCE_0JAr_utm_source=twitterfeed

Senin, Juli 08, 2013

Catatan Lebaran 1432 (3) : Mengapa Kesaksian Hilal di Cakung dan Jepara ditolak ?


Permasalahan berikutnya yang sering ditanyakan adalah mengapa kesaksian rukyah di Cakung dan Jakarta ditolak pada sidang itsbat 29 agustus, bukankah itu menyalahi ketentuan rukyat sesuai hadits nabi yang cukup hanya dengan disumpah maka sudah bisa untuk dijalankan ? Lalu mengapa juga di Saudi kesaksian yang melihat hilal begitu mudah diterima tidak sebagaimana di Indonesia ? Maka dalam hal ini pemerintah dianggap menyelisihi syariat dan mendahulukan kepentingannya.

Benar bahwa pada Senin 29 Agustus adalah laporan penglihatan hilal yang dilakukan Tim Rukyat du dua titik, masing-masing Cakung Jaktim dan Jepara Jateng. Situs Voa-islam menyebutkan bahwa : Tim Rukyat di Cakung, Jakarta Timur telah melihat hilal antara jam 17.57 sampai 18.02 WIB dengan tinggi hilal hakiki 04’03’26,06″, dilihat oleh tiga orang saksi: H Maulana Latif SPdI, Nabil Ss dan Rian Apriano. Sementara persaksian lain berasal Tim Rukyat di Pantai Kartini, Kabupaten Jepara Jawa Tengah, yang memberikan kesaksian di bahwa sumpah bahwa mereka telah melihat hilal berada di sebelah kiri matahari pada pukul 17.39 selama 5 detik. Anggota tim yang melihat hilal adalah Saiful Mujab, yang merupakan tim rukyat dari akademisi dan juga dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus. Kedua laporan rukyatul hilal di atas di tolak dalam sidang itsbat, sementara hilal yang terlihat di Saudi dengan mudah diterima.

Pertama perlu kita ketahui bahwa pemerintah Indonesia melalui sidang itsbat menggunakan metode hisab rukyat, yaitu gabungan antara keduanya, sebagaimana disebutkan dan difatwakan oleh MUI dalam fatwa no 2 tahun 2004. Jadi hisab juga menjadi metode yang hasilnya harus dipertimbangkan dengan baik. Hisab yang digunakan oleh pemerintah sesuai dengan kesepakatan kriteria Mentri-mentri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) adalah dua derajat, begitu pula yang pernah disepakati ormas-ormas selain Muhammadiyah sebesar dua derajat. Ini metode hisab dengan kriteria imkanur rukyah ( visibilitas hilal).

Perkembangan ilmu hisab astronomi begitu maju saat ini, dengan tingkat ketelitian yang sangat-sangat kecil. Berbeda dengan pada jaman dahulu dimana hisab belum dianggap oleh jumhur ulama pada madzahibul arba’ah, maka penggunaan metode hisab saat ini telah banyak digalakkan oleh ulama-ulama kontemporer sebagaimana Yusuf Qardhawi, Ahmad Syakir, Mustafa Zarqo sebagai solusi terkini. Rasanya pembahasan soal ini telah banyak diangkat oleh Muhammadiyah dan Persis yang dikenal dengan metode hisabnya.

Namun permasalahannya adalah sebagian besar kaum muslimin dan ulama-ulamanya hari ini masih memegang metode rukyatul hilal dalam penetapan ramadhan dan idul fitri. Karenanya keduanya tidak harus dipertentangkan tetapi bisa bersinergi dan hisab membantu pelaksanaan rukyat. Inilah jalan tengah transisi saat ini yang disampaikan Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitab fiqh Syiam, dimana Hisab bisa digunakan untuk “ li nafyi wa laa li istbat”, yaitu hisab bisa digunakan untuk mengingkari penglihatan hilal, tapi untuk menegaskan penglihatan hilal tetap harus dengan rukyah. Memang terdengar agak nanggung, tapi inilah kenyataan hari ini yang paling mendekati ke arah persatuan umat.

Maka para ulama terdahulu juga membahas hal seperti ini, dimana disebutkan pula saat sidang itsbat tentang qoul yang menyatakan bahwa jika ada ijmak para ahli tentang tidak dimungkinkannya melihat hilal, maka kesaksian yang melihatnya harus di tolak. Dr. Yusuf Qardhawi bahkan sebenarnya lebih tegas lagi menyatakan : jika secara hisab hilal tidak dimungkinkan terlihat, maka tidak perlu lagi diadakan rukyat pada hari tersebut, dan bagi mahkamah dan dewan fatwa harus menutup pintu bagi mereka yang memberi kesaksian melihat hilal pada saat itu.

Mari kita kembali ke konteks tanggal 29 agustus 2011, secara penghitungan astronomi hisab baik di Indonesia maupun Saudi ada dibawah dua derajat, artinya menurut kriteria imkanur rukyat tidak bisa dilihat. Bahkan kriteria astronomi justru menunjukkan angka yang lebih tinggi, hasil pengamatan berpuluh tahun menyatakan setidaknya hilal yang dengan ketinggian 6-7 derajat lah yang memungkinkan untuk dilihat. Maka dengan metode hisab dan pendapat fikih yang dijelaskan di atas, pemerintah (dan beberapa ormas-ormas) melalui sidang itsbat pun menolak kesaksian penglihatan hilal di Cakung dan di Jepara. Jadi penolakan ini pun sah secara tinjauan fiqih. Lalu apa yang terlihat di cakung dan jepara ? dan Bagaimana dengan Saudi ?

Di Saudi kesaksian hilal diterima setelah disumpah, karena memang di sana metode yang digunakan adalah rukyat ansich, maka pertimbangan astronomi tidak menjadi prioritas lagi disana. Inilah yang terjadi dan membedakan yang terjadi di Indonesia dan di Saudi. Akibatnya ? di Saudi hingga saat ini pun ada perdebatan antara ahli astronomi yang menganggap hilal tidak mungkin terlihat saat itu dan yang dilihat adalah benda langit yang lain, sementara ulama syariah ada juga yang berkomentar keras, menuduh astronomi hendak melecehkan syariat bahkan menggugat mereka ke pengadilan. Namun perlu di catat, secara tinjauan fiqh dengan metode rukyat yang dilakukan Saudi pun telah benar adanya sebagai sebuah produk ijtihad juga.

Adapun secara tinjauan astronomi, maka klaim melihat hilal di Saudi sebenarnya sudah dipermasalahkan para ahli astronomi di sana secara bertahun-tahun. Situs Rukyatul Hilal menyebutkan : “ Pada prinsipnya para pakar (astronomi Saudi) tersebut menyayangkan sikap otoritas Saudi yang hanya mendasarkan pada pengakuan seorang saksi apalagi saksi tersebut ternyata hanya orang awam (badui) yang notebene bukan petugas resmi dari kerajaan yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Bahkan setiap laporan saksi tanpa pernah dilakukan klarifikasi dan uji materi tentang validitas laporan tersebut.

Para pakar tersebut juga sempat membuat Petisi yang disampaikan langsung kepada pihak kerajaan mengenai kejanggalan tersebut. Lucunya lagi tim resmi yang telah dibentuk oleh kerajaan yang melakukan rukyat di beberapa lokasi dan dilengkapi teleskop canggih yang mampu melakukan tracking secara akurat terhadap posisi Bulan dan perlengkapan pencitraan hilal menggunakan CCD itu justru tidak pernah dipercaya laporannya yang menyatakan hilal tidak terlihat. Menurut data yang dikumpulkan oleh lembaga tersebut, setidaknya selama 30 tahun terakhir, khusus untuk Zulhijjah saja dari 30 kali laporan rukyat ternyata sekitar 75% nya atau 23 laporan rukyat dinyatakan mustahil secara ilmiah dan 7 laporan rukyat diterima.

http://beritapks.com/catatan-lebaran-1432-3-mengapa-kesaksian-hilal-di-cakung-dan-jepara-ditolak/

MISTERI HILAL CAKUNG RAMADHAN 1433 H

Binamasyarakat: secara hisab, masuknya ramadhan 1433 di Indonesia  terjadi perselisihan antara yang bermadzhab wujud hilal  (muhammadiyah) di satu pihak  dan  imkan rukyah hilal (pemerintah) serta rukyah bil-fi’li (ormas lain seperti NU) di pihak lain. Yang pertama menetapkan hari jumat sebagai awal Ramadhan karena menurut hitungannya “bulan baru” sudah lahir meski di bawah dua derajat yang itu  mustahil terlihat (menurut sejarah ilmu falak tentang hilal). Sedangkan pihak kedua memutuskan awal ramadhan adalah sabtu karena nabi shallahu alaihi wasallah memerintahkan agar kita berpuasa karena melihat hilal, yang hal ini mustahil dilaksanakan di hari kamis saat matahari terbenam, maka harus puasa hari sabtu.

Pada kamis sore diwaktu yang dianggap mustahil hilal yang dibawah dua derajat itu terlihat ada yang mengaku melihat di cakung, namun ternyata kesaksian itu ditolak oleh pemerintah Republik Indonesia karena kesaksian rukyatnya tidak meyakinkan dan pemerintah memutuskan puasa jatuh pada hari sabtu  bertepatan dengan 21 juli 2012.

Lalu bagaimanakan ceritanya sampai ada yang mengklaim berhasil merukyat hilal di Cakung? Dan bagaimana sejatinya? Berikut ini beritanya:

Abdul Fakih dari ploso Kediri tinggal di pekalongan berangkat ke Cakung sengaja untuk melihat hilal karena penasaran “kenapa selama ini selalu berita rukyat dari cakung? Memang cakung itu seperti apa? Lalu orang-orangnya bagaimana bisa melihat?”

Setelah di sana Abdul fakih menilai bahwa cakung tempatnya kurang ideal sebab sempit wilayah pandangnya, tidak bebas melihat ke sisi utara dan selatan dari ufuk barat. Namun cuaca kamis sore 29 Sya’ban 1433 sangat cocok karena cerah.

Di awal pimpinan FPI sudah mengumumkan: “kita pasti akan melihat karena menurut hitungan kami hilal berada dalam ketinggian 4,2 derajat!!”

Abdul fakih terperanjat mendengar 4,2 derajat, karena  menyalahi semua hitungan falak yang hanya memathok 1,33 derajat atau kalau dibulatkan 1,5 derajat. Karena penasaran maka dia menelpon Gus Khathib Jember salah satu ahli falak dan ahli rukyat jawa Timur, menanyakan berapa derajat menurut hasil perhitungannya. Tidak lama kemudian dijawab sama Gus Khathib “1, 33 derajat, dan akan terlihat selama 5 menit di atas ufuk”!

Saat matahari terbenam semua mata melotot mencari yang namanya “hilal” ternyata hilal tak kunjung nongol,
sampai akhirnya hampir putus asa maka pimpinan FPI bilang: “wah sepertinya kita tidak melihat”, begitu kira-kira.  Akhirnya banyak orang bersiap pulang bahkan membalikkan badan beranjak pulang. Ternyata ada orang yang berseragam FPI yang tertinggal tiba-tiba teriak: “itu hilal, aku melihatnya” dia meyakinkan yang lain kalau melihatnya. Dia  mengaku melihat selama 1,5 menit . Waktu yang cukup lama untuk dilihat banyak orang dan untuk diabadikan dengan kamera, namun sayang tidak ada bukti fisik sehingga tidak berhasil meyakinkan siding itsbat dan tidak bisa meyakinkan yang lain, sehingga diputuskan oleh pemerintah RI awal puasa hari sabtu.

Berikut ini adalah contoh untuk kasus tahun lalu yang ditayangkan TV One, yang justru membuat ragu orang yang



Salah satu dari 3 orang yang mengaku melihat melaporkan sebagai berikut: “o prosesnya ketika matahari terbenam,  terus… ,e… matahari terbenam itu 17:54 wib , kemudian diambil muktsul hilal (lamanya hilal di atas ufuk), diambil muktsul hilal itu kira-kira 15 menit dari… e… dari maghrib, maka dari itu… e… ditentukan bahwa hilal kemungkinan berada di ketinggian, eh… pada jam 17:40… 40… jam 17:40, empat puluh sudah terlihat alhamdulillah…” (berarti 15 menit sebelum terbenam?!!)

Ada kesan bahwa  yg dilaporkan ini adalah teori, klaim rukyat bukan hasil pemantauan langsung melihat hilal. Ada yang khawatir bahwa  Cakung sejak lama dikenal sebagai tempat rukyat yang dipengaruhi hisab taqribi (hisab lama berdasarkan pendekatan) kitab Sulamun Nayyirain. Hitungannya sederhana sekali, perkiraan tinggi bulan adalah angka umur bulan dibagi 2. Karena umurnya sekitar 7 jam, maka tingginya dianggap sekitar 3,5 derajat, jadi dianggap sudah imkan rukyat (kemungkinan bisa dilihat). Karena sudah imkan (mungkin dilihat secara teori), biasanya hampir pasti mereka melaporkan melihat hilal, walau mendung sekali pun. Jika tidak maka seharusnya kita mendengarkan detilnya sifat hilal yang dilihat di lapangan dan proses melihatnya lalu siapa-siapa yang terlibat adan apa saja yang diperlukan untuk dilaporkan agar yang lain bisa yakin dan bisa mengikuti puasa berdasarkan rukyat.

Begitulah sedikit misteri hilal cakung yang setiap tahun nya selalu membawa cerita.

Namun kita akan lega insyaallah hari rayanya nanti kita akan bersama. Lebih enak, awal berselisih akhir sepakat dari pada awal sepakat akhir berselisih! Wallahu a’lam.

http://www.binamasyarakat.com/?p=1104

Senin, Juli 01, 2013

Karomah dan Fitnah




 
ونبلوكم بالشر والخير فتنة

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).” QS. Al-Anbiya 21: 35.

Ada sejumlah orang yang tetap kukuh imannya meski mendapat cobaan kesusahan, tapi boleh jadi mereka akan menipis imannya tatkala mendapatkan musibah kenikmatan; Saat mereka hidup pas-pasan ibadah dan amal salehnya luar biasa, kemudian saat dia mendapatkan rizki melimpah tiba-tiba saja hidupnya keluar dari jalur yang benar. Sebaliknya, terdapat sejumlah orang yang jalan hidupnya lurus dan istiqamah tatkala dalam kecukupan, dan segera menurun kualitas keimanannya begitu mendapatkans musibah.

Dan bagi banyak orang yang sangat saleh, seringkali ujian itu justru terletak pada perjumpaannya dengan anugerah-anugerah Allah yang luar biasa. Itulah kenapa banyak para nabi dan guru-guru waskita menghindarinya demi menjauh dari fitnah-fitnah yang boleh jadi tak tertanggungkan.

Kaum Quraisy pernah melakukan “studi banding” antara Muhammad dan dua nabi besar sebelumnya, Musa dan Isa. Mereka mendatangi Yahudi, dan mengajukan pertanyaan:

“Dengan apa Musa mengenalkan diri sebagai Nabi?”

“(Dengan) tongkatnya, dan tangannya memerak menyilaukan mata yang memandangnya” jawab Yahudi.

Lalu Quraisy mendatangi umat Nasrani.

“Bagaimana dahulu Isa?”

“Dia menyembuhkan Orang buta dan penderita kusta, dia (juga) menghidupkan orang mati.”

Mereka kemudian mendatangi Muhammad yang mereka anggap sebagai manusia biasa-biasa saja. Tak ada kemukjizatan fisik atau yang kasat mata, yang menyertai kenabiannya. Oleh karena itu mereka mengajukan semacam gugatan.

“Mintalah kepada Tuhanmu agar mengubah bukit shafa menjadi bukit emas. Dan kami akan iman kepada engaku!”

“Benarkah kalian akan iman jika itu terjadi?”

“Iya!”

Maka Nabi pun berdoa. Namun jibril segera turun menyela:

“Tuhanmu mengirimkan salam untuk dirimu. Dan Dia bertitah:”

“Jika engkau menginginkan maka bukit Shofa akan menjadi emas. Lalu siapa pun dari mereka mengufurinya maka akan Aku siksa dengan siksaan yang belum pernah Aku hukumkan kepada seorang pun dari seru sekalian alam. Dan jika engkau menginginkan maka akan Aku bukakan bagi mereka pintu-pintu taubat dan rahmat.”

Muhammad Menjawab:

“Wahai Tuhanku, (berikanlah bagi mereka) pintu taubat dan rahmat.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa saat itulah turun ayat,  
"Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu"
QS. Al-Isro 17:59

Mukjizat, begitu juga karamah, adalah salah satu ujian (fitnah) terbesar. Mereka yang tak sanggup mensyukurinya akan segera merasakan akibatnya. Berkali-kali Nabi Muhammad diminta untuk mengeluarkan mukjizat alam yang kasat mata, dan berkali-kali Nabi menolak. Bagi Muhammad, alam semesta adalah mukjizat itu sendiri bagi mereka yang berakal.

إن في خلق السموات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” QS. Ali Imran 3: 190.

Ada sebuah cerita tentang seseorang yang sangat dekat dengan Allah SWT. Dalam hidupnya hampir tidak pernah absen melaksanakan salat malam. Pada suatu hari dalam sebuah perjalanan, dia mengahampiri masjid untuk melaksanakan salat malam. Dia mengulurkan timba ke dalam sumur untuk mengambil air wudhu. Akan tetapi keajaiban datang, ketika timba dia angkat isinya bukan air tetapi permata.

“Subhanallah! Apa gerangan ini?”

Ia ulurkan kembali tali timba ke dalam sumur. Doanya lirih:

“Hamba menginginkan air untuk wudhu dan salat, bukan intan permata yang hanya menghalanginya dari salat dan dzikir.”

Timba dia angkat, dan kembali keajaiban itu datang. Timba berisi intan permata, bukan air.

“Wahai Tuhanku, hamba ini menginginkan air untuk wudhu dan salatnya, bukan intan permata yang menghalangi salat dan dzikir kepada Engkau” doanya kembali dengan sangat hati-hati.

Ia pun memasukkan kembali timba ke dalam sumur. Dan untuk ketiga kalinya, timba itu berisi permata ketika dia angkat. Maka doanya berkali-kali sambil mengulurkan tali:

“Belas kasihanilah hamba-Mu ini Ya Allah ..  hamba-Mu ini meminta dari Engkau air agar Engkau berkenan membimbinnya beribadah dan bertahajjud.  Ia meminta pertolongan dari-Mu maka berikanlah pertolongan dengan air yang thahuur untuk berwudhu.”

Untuk kali yang ke empat ini, dia menimba air yang betul-betul jernih, yang tidak saja menyegarkan badan tetapi lebih dari itu menyegarkan batin. Dia bersuci dan menghadap kepada Tuhannya dengan sepenuh kebeningan.

Wallaahu a'lam bish-shawaab ..

https://www.facebook.com/notes/abdul-ghofur-maimoen-full/keramat-dan-fitnah/10151449054308088

Kamis, April 04, 2013

Orang-orang Yang Tidak akan Mencium Bau Surga



Dalam hadits-hadits Rasulullah banyak dijumpai penjelasan berbagai amalan-amalan yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga. Sebaliknya, kita juga mendapatkan hadits yang bisa menjauhkan seseorang dari surga, dengan berbagai bentuk ancaman.Diantara ancaman bagi pelaku kemaksiatan adalah dia tidak akan mencium bau surga. Seandainya bau surga saja dia tidak dapatkan, apakah dia akan masuk surga? Dan alangkah banyaknya amalan yang diancam dengan ancaman ini, Berikut beberapa penjelasan dari kemaksiatan yang dapat menghalangi seseorang dari bau surga...

1. Menasabkan diri kepada selain bapaknya

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, “Barangsiapa menasabkan diri kepada selain bapaknya, dia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau surga bisa didapati pada jarak perjalanan 70 tahun.” (HR.Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 2307)

2. Menyemir rambut dengan warna hitam

"Ketika Nabi صلی الله عليه وسلم melihat kepala dan jenggot Walid ash-Shiddiq seperti pohon Tsaghomah berwarna putih, maka beliau bersabda,

غَيِّرُوْا هذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوْا السَّوَادَ
"Rubahlah (warna) rambut ini dengan sesuatu dan jauhilah warna hitam."
(HR. Muslim, bab pakaian (2102) )

Dalam riwayat lain:
"Dan jauhilah warna hitam darinya."

Kemudian hadits Ibnu Abbas, yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud dan an-Nasai dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas رضي الله عنه, bahwa Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda,

يَكُوْنُ قَوْمٌ فيِ آخِرِ الزَّمَانِ يَخْضِبُوْنَ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ اْلحَمَامِ لاَ يَرِيْحُوْنَ رَائِحَةَ اْلجَنَّةِ
"Kelak pada akhir zaman akan muncul kaum yang menyemir ram-butnya dengan warna hitam seperti tembolok burung merpati, mereka tidak akan mencium bau harum surga."
(HR. Abu Dawud, bab bepergian (4212); an-Nasai, bab perhiasan (5075); Ahmad (2466))

3. Wanita berpakaian tetapi telanjang

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, “Dua golongan termasuk ahli neraka saya belum pernah melihatnya, suatu kaum memegang cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk mencambuki manusia dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, sesat dan menyesatkan, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk Surga juga tidak akan mencium baunya, sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak sekian dan sekian" [Hadits Riwayat Muslim]

4. Membunuh orang kafir yang tidak halal dibunuh

Perlu diketahui bagi kita semua, bahwa orang kafir ada beberapa macam yaitu
- Kafir Harbi, yang memerangi kaum muslimin
- Kafir Mu’ahad, yang memiliki perjanjian dengan kaum muslimin,
- Kafir Dzimmi, yang tunduk di bawah kekuasaan kaum muslimin,
- Dan Kafir musta’min, yang mencari perlindungan keamanan dari kaum muslimin.

Dan diantara keempat kafir di atas, HANYA KAFIR HARBI YANG BOLEH DIPERANGI DAN HALAL DARAHNYA UNTUK DIBUNUH KAUM MUSLIMIN!! Selain dari kafir Harbi, HARAM DIBUNUH!! Bahkan ada ancaman bagi orang yang membunuhnya.

Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda,
”Barangsiapa membunuh seseorang dari ahlu dzimmah, maka dia tidak akan mendapatkan baunya surga padahal baunya surga bisa didapati dari perjalanan 70 tahun.” (HR.Ahmad & Nasa’i, lihat shahihul Jami’ no. 6448)

5. Istri yang meminta cerai tanpa alasan yang dibenarkan syariat

Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَاَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلاَقَ مِنْ غَيْرِ بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ
"(Wanita mana saja yang meminta perceraian dari suaminya tanpa alasan yang benar, maka haram baginya bau surga)". (HR.Abu Dawud,Tirmidzi, Ibnu Majah, lihat Shahihul Jami’ no.2706)

Perceraian, bila terjadi tanpa alasan-alasan syar'i, berarti hanya mengada-ada dan sekedar mempermainkan. Ini bisa menimbulkan kerusakan bagi kehidupan, yang tentunya ditentang oleh Islam. Dimanakah orang-orang yang sudi memikirkan akibat-akibat buruk pasca perceraian? Siapakah yang mau memikirkan nasib anak-anaknya setelah kedua orang tuanya bercerai? Apakah dosa dan kesalahan anak-anaknya sehingga harus menangung beban sehingga "kehilangan" salah satu dari orang tuanya sehingga tidak lagi mendapatkan bimbingan dan kasih sayang dengan sepenuhnya?

Ketahuilah, bahwa thalaq termasuk peristiwa yang sangat disenangi oleh setan. Imam Muslim meriwayatkan, yang artinya:
"Sesungguhnya iblis meletakkan kerajaannya di atas air. Lantas, mengutus pasukan-pasukannya. Prajurit yang paling dekat dengannya, ia adalah yang paling besar fitnahnya. Kemudian salah satu dari mereka datang untuk melaporkan: "Aku telah melakukan ini dan itu!" Maka Iblis berkomentar: "Engkau tidak melakukan apa-apa!" Selanjutnya yang lain datang seraya berkata: "Tidaklah aku tinggalkan (anak Adam) sampai aku pisahkan dirinya dengan istrinya," maka Iblis mendekatkannya seraya berseru: "Bagus benar dirimu". [HR Muslim, 2813].

6. Mempelajari ilmu agama untuk mendapatkan dunia


Rasulullah صلی الله عليه وسلمbersabda,
"Artinya : Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu dengan mengharap wajah Allah, tidaklah ia mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, dia takkan mendapatkan harumnya bau surga di hari kiamat." [Dikeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan}.

Dan dikeluarkan pula oleh Turmudzi dengan sanad yang di dalamnya ada kelemahan, dari Rasulullah صلی الله عليه وسلم beliau bersabda.
"Artinya : Barangsiapa menuntut ilmu dengan maksud untuk membantah ulama, atau mengumpulkan orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepada-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.". (HR.Tirmidzi) 

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000013073987/mereka-tak-akan-mencium-bau-surga/

Ketika Anak Bertanya Tentang Allah




  Allah itu Siapa?

Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe).

Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”
Tanya 2: “Bu, Bentuk Allahitu seperti apa?”
Tanya 3: “Bu, Kenapa kita gak bisa lihat Allah?”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”
Tanya 5: “Bu, Kenapa kita harus nyembah Allah?”


Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?”

Jawablah:
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”

Jangan jawab begini:
“Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Jawablah begini:
“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)

[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
[baca juga Melihat Tuhan]

Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah?“

Jangan jawab begini:
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid (57) : 3

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.

Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.

إِذۡ يَغۡشَى ٱلسِّدۡرَةَ مَا يَغۡشَىٰ (١٦) مَا زَاغَ ٱلۡبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ (١٧)

[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17)
{ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}

Jawablah begini:
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris)
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”

Atau bisa juga beri jawaban:
“Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.”

Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”

Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana?”

Jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.”
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah…berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]

ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ‌ۚ
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <– Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.

Juga jangan jawab begini:
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.

Jawablah begini:
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
[baca juga Mulai Saat Ini Jangan Sebut-sebut Lagi Yang Di Atas]

“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadis)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)

“Allah sering lho bicara sama kita..misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)

Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”

Jangan jawab begini:
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke surga.”

Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!”

“Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini:
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru.”
(Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
[baca juga Mengapa Allah Menciptakan Makhluk?]

Katakan juga pada anak:

“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?!” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

“Kenapa, Bu?”

“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”

Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).

Allahua’lam.


https://www.facebook.com/pages/-Mutiara-Hikmah-/207901742686558?group_id=0

Rabu, Februari 20, 2013

Kisah Uwais Al-Qarni, Pemuda Yang Berbakti Kepada Ibunya


Pada zaman Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.

Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.

Uwais Al-Qarni terkenal sebagai seorang anak yang taat kepada ibunya dan juga taat beribadah. Uwais Al-Qarni seringkali melakukan puasa. Bila malam tiba, dia selalu berdoa, memohon petunjuk kepada Allah. Alangkah sedihnya hati Uwais Al-Qarni setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka telah bertemu dengan Nabi Muhammad, sedang ia sendiri belum pernah berjumpa dengan Rasulullah. Berita tentang Perang Uhud yang menyebabkan Nabi Muhammad mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya, telah juga didengar oleh Uwais Al-Qarni. Segera Uwais Al-Qarni mengetok giginya dengan batu hingga patah. Hal ini dilakukannya sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad saw, sekalipun ia belum pernah bertemu dengan beliau.Hari demi hari berlalu, dan kerinduan Uwais Al-Qarni untuk menemui Nabi saw semakin dalam. Hatinya selalu bertanya-tanya, kapankah ia dapat bertemu Nabi Muhammad saw dan memandang wajah beliau dari dekat? Ia rindu mendengar suara Nabi saw, kerinduan karena iman.

Tapi bukankah ia mempunyai seorang ibu yang telah tua renta dan buta, lagi pula lumpuh? Bagaimana mungkin ia tega meninggalkannya dalam keadaan yang demikian? Hatinya selalu gelisah. Siang dan malam pikirannya diliputi perasaan rindu memandang wajah nabi Muhammad saw.

Akhirnya, kerinduan kepada Nabi saw yang selama ini dipendamnya tak dapat ditahannya lagi. Pada suatu hari ia datang mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinyadan mohon ijin kepada ibunya agar ia diperkenankan pergi menemui Rasulullah di Madinah. Ibu Uwais Al-Qarni walaupun telah uzur, merasa terharu dengan ketika mendengar permohonan anaknya. Ia memaklumi perasaan Uwais Al-Qarni seraya berkata, “pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”

Betapa gembiranya hari Uwais Al-Qarni mendengar ucapan ibunya itu. Segera ia berkemas untuk berangkat. Namun, ia tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkannya, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.

UWAIS AL-QARNI Pergi ke Madinah


Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al-Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah nabi Muhammad saw. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al-Qarni menanyakan Nabi saw yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada berada dirumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al-Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah ra, istri Nabi saw. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi saw tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi kapankah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, “engkau harus lekas pulang”.

Akhirnya, karena ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi saw. Karena hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi saw. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.

Peperangan telah usai dan Nabi saw pulang menuju Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi saw menanyakan kepada Siti Aisyah ra tentang orang yang mencarinya. Nabi mengatakan "Dia adalah Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, dia tidak terkenal di bumi akan tetapi terkenal di langit". Mendengar perkataan Nabi saw, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun. Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi saw dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama. Nabi Muhammad saw melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya., “Dia seorang penduduk Yaman, daerah Qarn, dan dari kabilah Murad. Ayahnya telah meninggal. Dia hidup bersama ibunya dan dia berbakti kepadanya. Dia pernah terkena penyakit kusta, lalu dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu dia diberi kesembuhan, tetapi masih ada bekas sebesar dirham di kedua lengannya. Sungguh, dia adalah pemimpin para tabi’in.”

Sesudah itu Nabi saw memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan penghuni bumi.”

Waktu terus berganti, dan Nabi saw kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi saw itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia ?

Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka. Rombongan kafilah itu mengatakan bahwa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang shalat. Setelah mengakhiri shalatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi saw ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi saw. Memang benar! Tampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.

Wajah Uwais Al-Qarni tampak bercahaya. Benarlah seperti sabda Nabi saw bahwa dia itu adalah penghuni langit. Khalifah Umar ra dan Ali ra menanyakan namanya, dan dijawab, “Abdullah.” Mendengar jawaban Uwais, mereka tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais Al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais Al-Qarni telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali ra memohon agar Uwais membacakan doa dan istighfar untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada Khalifah, “saya lah yang harus meminta doa pada kalian.”

Mendengar perkataan Uwais, khalifah berkata, “Kami datang kesini untuk mohon doa dan istighfar dari anda.” Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais Al-Qarni akhirnya mengangkat tangan, berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar ra berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menampik dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.”

Kejadian Ketika UWAIS AL-QARNI Wafat

Beberapa tahun kemudian, Uwais Al-Qarni berpulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana pun sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburannya, disana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Meninggalnya Uwais Al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak kenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais Al-Qarni adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, disitu selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya, “siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais Al-Qarni ? bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir, yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya sehari-hari hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamanmu.”

Berita meninggalnya Uwais Al-Qarni dan keanehan-keanehan yang terjadi ketika wafatnya telah tersebar ke mana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya, siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni. Selama ini tidak ada orang yang mengetahui siapa sebenarnya Uwais Al-Qarni disebabkan permintaan Uwais Al-Qarni sendiri kepada Khalifah Umar ra dan Ali ra, agar merahasiakan tentang dia. Barulah di hari wafatnya mereka mendengar sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw, bahwa Uwais Al-Qarni adalah penghuni langit.

http://pkssemarang.org/inspirasi/read/uwais-al-qarni-pemuda-yang-cinta-ibunya/

Senin, Februari 18, 2013

Kisah Nabi Luth AS


Luth hidup sejaman dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas salah satu kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diutarakan oleh Al Quran, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat itu, yaitu homoseksual. Ketika Luth menyeru mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampaikan peringatan Allah, mereka mengabaikannya, mengingkari kenabiannya, dan meneruskan penyimpangan mereka. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan bencana yang mengerikan.

Kota kediaman Luth, dalam Perjanjian Lama disebut sebagai kota Sodom. Karena berada di utara Laut Merah, kaum ini diketahui telah dihancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Quran. Kajian arkeologis mengungkapkan bahwa kota tersebut berada di wilayah Laut Mati yang terbentang memanjang di antara perbatasan Palestina-Yordania.

Sebelum mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat mengapa kaum Luth dihukum seperti ini. Al Quran menceritakan bagai-mana Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawaban mereka:

“Kaum Luth telah mendustakan rasulnya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang diusir”. Luth berkata ‘Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu’.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 160-168 )


Sebagai jawaban atas ajakan ke jalan yang benar, kaum Luth justru mengancamnya. Kaumnya membenci Luth karena ia menunjuki mereka jalan yang benar, dan bermaksud menyingkirkannya dan orang-orang yang beriman bersamanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan sebagai berikut:

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (homoseksual) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (QS. Al A’raaf, 7: 80-82)


Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyata dan memperingatkan mereka dengan jelas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan peringatan macam apa pun dan terus menolak Luth dan tidak mengacuhkan azab yang telah ia sampaikan kepada mereka:

“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki, menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” ( QS. Al ‘Ankabuut, 29: 28-29)

Karena menerima jawaban sedemikian dari kaumnya, Luth meminta pertolongan kepada Allah.

“Ia berkata: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al ‘Ankabuut, 29: 30)

“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26:169)


Atas doa Luth tersebut, Allah mengirimkan dua malaikat dalam wujud manusia. Kedua malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum mendatangi Luth. Disamping membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa istrinya akan melahirkan seorang jabang bayi, kedua utusan itu menjelaskan alasan pengiriman mereka: Kaum Luth yang angkara akan dihancurkan:

“Ibrahim bertanya, “Apakah urusanmu hai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang (keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membi-nasakan) orang-orang yang melampaui batas” (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 31-34)


“Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya).” (QS. Al Hijr, 15: 59-60)


Setelah meninggalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai utusan lalu mendatangi Luth. Karena belum pernah bertemu utusan sebelumnya, Luth awalnya merasa khawatir (karena tamunya laki-laki, Luth takut kaumnya melakukan perbuatan sodomi itu terhadap tamunya), namun kemudian ia merasa tenang setelah berbicara dengan mereka.

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena keda-tangan mereka, dan dia berkata, “Inilah hari yang amat sulit.” (QS. Huud, 11: 77)


“Ia berkata: “Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Para utusan menjawab: “Sebenarnya kami ini datang kepadamu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan kami datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu”. Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.” (QS. Al Hijr, 15 : 62-66)


Sementara itu, kaum Luth telah mengetahui bahwa ia kedatangan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk mendatangi tamu-tamu tersebut dengan niat buruk sebagaimana terhadap yang lain-lain sebelumnya. Mereka mengepung rumah Luth. Karena khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya sebagai berikut:

“Luth berkata: “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr, 15 : 68-69)


Kaum Luth menjawab dengan marah:

“Mereka berkata: “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia.” (QS. Al Hijr, 15: 70)


Merasa bahwa ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan keji, Luth berkata:

“Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu akan aku lakukan).” (QS. Huud, 11: 80)


“Tamu”-nya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah utusan Allah dan berkata:

“Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?” (QS. Huud, 11 : 81)


Ketika kelakuan jahat warga kota memuncak, Allah menyelamatkan Luth dengan perantaraan malaikat. Pagi harinya, kaum Luth dihancurleburkan dengan bencana yang sebelumnya telah ia sampaikan.

“Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.” (QS. Al Qamar, 54: 37-38)

Ayat yang menerangkan penghancuran kaum ini sebagai berikut :

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).” (QS. Al Hijr, 15: 73-76)


“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud, 11: 82-83)


“Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu belerang), maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesung-guhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 172-175)


Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Luth dan pengikutnya, yang tidak lebih dari “sebuah keluarga”, yang diselamatkan. Istri Luth sendiri juga tidak percaya, dan ia juga dihancurkan.

“Dan (Kami juga yang telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelumnya?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang me-lampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahatan itu.” (QS. Al A’raaf, 7: 80-84)

Demikianlah, Nabi Luth diselamatkan bersama para pengikut dan keluarganya, kecuali istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berimigrasi bersama Ibrahim. Akan halnya kaum yang sesat itu, mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan dengan tanah.

sumber : http://iniunic.blogspot.com/2013/02/kaum-luth-yang-di-jungkir-balikkan-tuhan.html
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...