Al Kahfi 65-82
Pertemuan Nabi Khaidir dan Nabi Musa
[65] Lalu mereka dapati seorang dari
hamba-hamba Kami yang telah kami kurniakan kepadanya rahmat dari Kami
dan Kami telah mengajarnya sejenis ilmu; dari sisi Kami.
[66]
Nabi Musa berkata kepadanya: Bolehkah aku mengikutmu, dengan syarat
engkau mengajarku dari apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadamu,
ilmu yang menjadi petunjuk bagiku?
[67] Dia menjawab: Sesungguhnya engkau (wahai Musa), tidak sekali-kali akan dapat bersabar bersamaku.
[68] Dan bagaimana engkau akan sabar terhadap perkara yang engkau tidak mengetahuinya secara meliputi?
[69] Nabi Musa berkata: Engkau akan dapati aku, Insya Allah: Orang yang sabar; dan aku tidak akan membantah sebarang perintahmu.
[70]
Dia menjawab: Sekiranya engkau mengikutku, maka janganlah engkau
bertanya kepadaku akan sesuatupun sehingga aku ceritakan halnya
kepadamu.
Nabi Khaidir Merusak Perahu
[71] Lalu berjalanlah
keduanya sehingga apabila mereka naik ke sebuah perahu, dia
membocorkannya. Nabi Musa berkata: Patutkah engkau membocorkannya sedang
akibat perbuatan itu menenggelamkan penumpang-penumpangnya?
Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perkara yang besar.
[72] Dia menjawab: Bukankah aku telah katakan, bahawa engkau tidak sekali-kali akan dapat bersabar bersamaku?
[73] Nabi Musa berkata: Janganlah
engkau marah akan daku disebabkan aku lupa (akan syaratmu) dan
janganlah engkau memberati daku dengan sebarang kesukaran dalam urusanku
(menuntut ilmu).
Nabi Khaidir Membunuh Seorang Pemuda
[74] Kemudian keduanya berjalan
lagi sehingga apabila mereka bertemu dengan seorang pemuda lalu dia
membunuhnya. Nabi Musa berkata Patutkah engkau membunuh satu jiwa yang
bersih, yang tidak berdosa membunuh orang? Sesungguhnya engkau telah
melakukan satu perbuatan yang mungkar!
75] Dia menjawab: Bukankah, aku telah katakan kepadamu, bahawa engkau tidak sekali-kali akan dapat bersabar bersamaku?
[76] Nabi Musa berkata: Jika aku
bertanya kepadamu tentang sebarang perkara sesudah ini, maka janganlah
engkau jadikan daku sahabatmu lagi; sesungguhnya engkau telah cukup
mendapat alasan-alasan berbuat demikian disebabkan pertanyaan-pertanyaan
dan bantahanku.
Nabi Khaidir Memperbaiki Tembok
[77] Kemudian keduanya berjalan
lagi, sehingga apabila mereka sampai kepada penduduk sebuah bandar,
mereka meminta makan kepada orang-orang di situ, lalu orang-orang itu
enggan menjamu mereka. Kemudian mereka dapati di situ sebuah tembok yang
hendak runtuh, lalu dia membinanya. Nabi Musa berkata: Jika engkau
mahu, tentulah engkau berhak mengambil upah mengenainya!
Penjelasan Nabi Khaidir Kepada Nabi Musa
[78] Dia menjawab: Inilah masanya
perpisahan antaraku denganmu, aku akan terangkan kepadamu maksud
(kejadian-kejadian yang dimusykilkan) yang engkau tidak dapat bersabar
mengenainya.
[79] Adapun perahu itu adalah ia
dipunyai oleh orang-orang miskin yang bekerja di laut; oleh itu, aku
bocorkan dengan tujuan hendak mencacatkannya, kerana di belakang mereka
nanti ada seorang raja yang merampas tiap-tiap sebuah perahu yang tidak
cacat.
[80] Adapun pemuda itu, kedua ibu
bapanya adalah orang-orang yang beriman, maka kami bimbang bahawa dia
akan mendesak mereka melakukan perbuatan yang zalim dan kufur.
[81] Oleh itu, kami ingin dan
berharap, supaya Tuhan mereka gantikan bagi mereka anak yang lebih baik
daripadanya tentang kebersihan jiwa dan lebih mesra kasih sayangnya.
[82] Adapun tembok itu pula,
adalah ia dipunyai oleh dua orang anak yatim di bandar itu dan di
bawahnya ada harta terpendam kepuyaan mereka dan bapa mereka pula adalah
orang yang soleh. Maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka cukup umur dan
dapat mengeluarkan harta mereka yang terpendam itu, sebagai satu rahmat
dari Tuhanmu (kepada mereka) dan (ingatlah) aku tidak melakukannya
menurut fikiranku sendiri. Demikianlah penjelasan tentang maksud dan
tujuan perkara-perkara yang engkau tidak dapat bersabar mengenainya.
http://osamabinladen.wordpress.com/2006/10/10/kisah-nabi-khaidir/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar