Akan tetapi begitu Quraisy mendengar Muhammad telah terbunuh,
seperti banjir mereka terjun mengalir ke jurusan tempat dia
tadinya berada. Masing-masing ingin supaya dialah yang
membunuhnya atau ikut memegang peranan didalamnya, suatu hal
yang akan dibanggakan oleh generasi kemudian. Ketika itulah
Muslimin yang dekat sekali dengan Nabi bertindak
mengelilinginya, menjaga dan melindunginya. Iman mereka telah
tergugah kembali memenuhi jiwa, mereka kembali mendambakan
mati, dan hidup duniawi ini dirasanya sudah tak ada arti lagi.
Iman mereka makin besar, keberanian mereka makin bertambah
bilamana mereka melihat batu yang dilemparkan Quraisy itu
telah mengenai diri Nabi. Gigi gerahamnya yang setelah
terkena, wajahnya pecah-pecah dan bibirnya luka-luka. Dua
keping lingkaran rantai topi besi yang menutupi wajahnya,
telah menusuk pula menembusi pipinya. Batu-batu yang
menimpanya itu dilemparkan oleh 'Utba b. Abi Waqqash.
Sekarang Rasul dapat menguasai diri. Ia berJalan sambil
dikelilingi oleh sahabat-sahabat. Tetapi tiba-tiba ia
terperosok kedalam sebuah lubang yang sengaja digali oleh Abu
'Amir guna menjerumuskan kaum Muslimin. Cepat-cepat Ali b. Abi
Talib menghampirinya, dipegangnya tangannya, dan Talha bin
'Ubaidillah mengangkatnya hingga ia berdiri kembali. Ia
meneruskan perjalanan dengan sahabat-sahabatnya itu, terus
mendaki Gunung Uhud, dan dengan demikian dapat menyelamatkan
diri dari kejaran musuh.
Pada waktu itu juga Muslimin berkumpul di sekitar mereka.
Dalam membela Rasul dan menjaga keselamatannya, mereka
bersedia mati. Hari itu menjelang tengah hari, Umm 'Umara6
seorang wanita Anshar, berangkat pula membawa air berkeliling
dengan membagi-bagikan air itu kepada Muslimin yang sedang
berjuang itu. Setelah melihat Muslimin terpukul mundur,
dilemparkannya tempat air itu dan dengan menghunus pedang
wanita itu terjun pula ikut bertempur, Ikut melindungi
Muhammad dengan pedang dan dengan melepaskan anak panah,
sehingga karenanya dia sendiri mengalami luka-luka. Sementara
Abu Dujana membuat dirinya sebagai perisai melindungi
Rasulullah, dengan membungkukkan punggungnya, sehingga
lemparan anak panah musuh mengenai dirinya. Sedang disamping
Muhammad Sa'd b. Abi Waqqash melepaskan pula panahnya dan
Muhammad memberikan anak panah itu seraya berkata: "Lepaskan
(anak panah itu). Kupertaruhkan ibu-bapaku untukmu."7
Sebelum itu Muhammad melepaskan sendiri anak panahnya,
sampai-sampai ujung busurnya itu patah.
Adapun mereka yang mengira Muhammad telah tewas termasuk
diantara mereka itu Abu Bakr dan Umar pergi ke arah gunung
dan mereka ini sudah pasrah. Hal ini diketahui oleh Anas
bin'n-Nadzr yang lalu berkata kepada mereka:
"Kenapa kamu duduk-duduk di sini?"
"Rasulullah sudah terbunuh," jawab mereka.
"Perlu apa lagi kita hidup sesudah itu? Bangunlah! Dan biarlah
kita juga mati untuk tujuan yang sama."
Kemudian ia maju menghadapi musuh. Ia bertempur mati-matian,
bertempur tiada taranya. Akhimya ia baru menemui ajalnya
setelah mengalami tujuhpuluh pukulan musuh, sehingga ketika
itu orang tidak dapat lagi mengenalnya, kalau tidak karena
saudara perempuannya yang datang dan dapat mengenal dia dari
ujung jarinya.
Karena sudah percaya sekali akan kematian Muhammad, bukan main
girangnya pihak Quraisy waktu itu, Abu Sufyanpun sibuk pula
mencarinya di tengah-tengah para korban. Soalnya ialah mereka
yang telah menjaga keselamatan Rasulullah tidak membantah
berita kematiannya itu, sebab memang diperintahkan demikian
oleh Rasul, dengan maksud supaya pihak Quraisy jangan sampai
memperbanyak lagi jumlah pasukannya yang berarti akan
memberikan kemenangan kepada mereka.
Akan tetapi tatkala Ka'b bin Malik datang mendekati Abu Dujana
dan anak buahnya, ia segera mengenal Muhammad waktu dilihatnya
sinar matanya yang berkilau dan balik topi besi penutup
mukanya itu. Ia memanggil-manggil dengan suara yang
sekeras-kerasnya:
"Saudara-saudara kaum Muslimin! Selamat, selamat! Ini
Rasulullah!"
Ketika itu Nabi memberi isyarat kepadanya supaya diam. Tetapi
begitu Muslimin mengetahui hal itu, Nabi segera mereka angkat
dan iapun berjalan pula bersama mereka ke arah celah bukit
didampingi oleh Abu Bakr, Umar, Ali b. Abi Talib, Zubair
bin'l-'Awwam dan yang lain. Teriakan Ka'b itu pada pihak
Quraisy juga ada pengaruhnya. Memang benar, bahwa sebahagian
besar mereka tidak mempercayai teriakan itu, sebab menurut
anggapan mereka itu hanya untuk memperkuat semangat kaum
Muslimin saja. Tetapi dari mereka itu ada juga yang lalu
segera pergi mengikuti Muhammad dan rombongannya itu dari
belakang. Ubayy b. Khalaf kemudian dapat menyusul mereka, dan
lalu bertanya:
"Mana Muhammad?! Aku tidak akan selamat kalau dia yang masih
selamat," katanya.
Waktu itu juga oleh Rasul ia ditetaknya dengan tombak Harith
bin'sh-Shimma demikian rupa, sehingga ia terhuyung-huyung
diatas kudanya dan kembali pulang untuk kemudian mati di
tengah jalan.
Sesampainya Muslimin di ujung bukit itu, Ali pergi lagi
mengisi air ke dalam perisai kulitnya. Darah yang di wajah
Muhammad dibasuhnya serta menyirami kepalanya dengan air. Dua
keping pecahan rantai besi penutup muka yangmenembus wajah
Rasul itu oleh Abu 'Ubaida bin'l-Jarrah dicabut sampai dua
buah gigi serinya tanggal.
------------------------------------------
Selesai menguburkan mayat-mayatnya sendiri. Quraisypun pergi.
Sekarang kaum Muslimin kembali ke garis depan guna menguburkan
mayat-mayatnya pula. Kemudian Muhammad pergi hendak mencari
Hamzah, pamannya. Bilamana kemudian ia melihatnya sudah
dianiaya dan perutnya sudah dibedah, ia merasa sangat sedih
sekali, sehingga ia berkata:
"Takkan pernah ada orang mengalami malapetaka seperti kau ini.
Belum pernah aku menyaksikan suatu peristiwa yang begitu
menimbulkan amarahku seperti kejadian ini." Lalu katanya
lagi: "Demi Allah, kalau pada suatu ketika Tuhan memberikan
kemenangan kepada kami melawan mereka, niscaya akan kuaniaya
mereka dengan cara yang belum pernah dilakukan oleh orang
Arab."
Dalam kejadian inilah firman Tuhan turun.
"Dan kalau kamu mengadakan pembalasan, balaslah seperti yang
mereka lakukan terhadap kamu. Tetapi kalau kamu tabah hati,
itulah yang paling baik bagi mereka yang berhati tabah
(sabar). Dan hendaklah kau tabahkan hatimu, dan ketabahan
hatimu itu hanyalah dengan berpegang kepada Tuhan. Jangan pula
engkau bersedih hati terhadap mereka, jangan engkau bersesak
dada menghadapi apa yang mereka rencanakan itu." (Qur'an, 16:
126 - 127)
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html