Senin, September 17, 2012

Bagaimana Sikap Kita Pada Film "Innocence Of Muslims" ?


Adalah kebodohan dari kaum kuffar yang membuat film bertema pelecehan kepada nabi kita , Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam. Penggambaran fisik dan wajah nabi dalam film ini saja sudah membuat kita harus "marah"!! Apalagi lebih-lebih dalam sikap , perkataan dan perbuatan Nabi yang digambarkan suka mengumbar hawa nafsu dalam film ini, jelas ini adalah penghinaan terbesar.

Tapi, marah bagaimana yang sekiranya bisa menjadi rahmat dalam kasus film pelecehan pada Rasulullah ?

1. Mencoba memberi penjelasan akan Islam yang lurus di berbagai kesempatan, media dan suasana kepada non-muslim.

2. Menelanjangi film dengan membuat sebuah tulisan di media nasional dan mengupas islamophobia adalah penyebab mengapa barat selalu membuat film anti-islam, baik lewat tulisan suara pembaca , group diskusi seperti kaskus, forum kompas, dan lain-lain.

3. Membuat sebuah kajian dan pemahaman akan Islam yang benar dan lurus di sekitar lingkungan tempat tinggal, baik di masjid atau tingkat kelurahan/kecamatan.

Teladan Rasul
Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘’Wahai Rasulullah, pernahkah engkau mengalami hari yang lebih buruk dari Perang Uhud?’’ Rasulullah menjawab, ‘’Suatu hari aku pernah menemui kaum yang sangat kejam yang belum pernah aku temui, yaitu hari di mana aku menemui kaum kampung aqobah (di Thaif), ketika aku ingin menemui (untuk meminta perlindungan, sekaligus menyebarkan islam) Ibnu Abi Yalil bin Abdi Kulal (salah satu pembesar di Thaif), tetapi dia tidak memenuhi keinginanku, lalu aku pulang dalam keadaan wajahku berdarah (karena perlakuan warganya yang melempaliranya dengan batu). Ketika aku berhenti di Qarnul Tsa’alib (Miqat Qarnul Manajil), aku melihat ke atas dan awan memayungiku sehingga aku merasa teduh. Lalu, aku melihat Jibril memanggilku, seraya berkata: ‘’Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan (hinaan) kaummu dan penolakan mereka kepadamu. Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung terhadapmu.’’

‘’Ya Muhammad,’’ sahut malaikat pen-jaga gunung. ‘’Jika engkau mau supaya aku melipatkan Akhsyabain (dua gunung di Makkahm, yaitu gunung Abi Qubaisy dan gunung yang menghadapnya) ini di atas mereka, niscaya akan aku lakukan.’’ Namun, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam malah berdoa (tidak ada sedikit pun keinginan untuk membalasnya). Bahkan, aku berharap mudah-mudahan Allah mengeluarkan dari tulang rusuk mereka (keturunan) yang menyembah Allah yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun (HR Bukhari Muslim).

Dalam kisah lain, salah seorang dari kaum Quraisy biasa melempari kotoran jika Rasulullah Shalallahu'alaihi wassalam lewat di depan rumahnya. Ketika orang Quraisy itu tidak terlihat lagi, Rasulullah pun menanyakan tentang kabarnya. Ketika ada kabar bahwa orang itu sakit, Rasulullah langsung menjenguknya tanpa ada dendam sedikit pun.

Akhirnya, orang itu pun masuk Islam karena melihat akhlak mulia Rasulullah SAW. Dari kisah di atas, banyak pelajar yang bisa kita renungkan. Pertama, ketika cacian dan perlakuan tidak manusiawi datang menghadapi Rasulullah, maka yang dikedepankan oleh beliau bukan dengan kembali mencaci, tapi dengan menunjukkan sikap baik.

Secara tidak langsung ini adalah dakwah terhadap mereka yang membenci Islam. Terbukti akhlak baik Rasulullah dan sahabatnya telah mengantarkan Islam bisa tersebar luas dengan waktu yang singkat. Dengan ini maka umat Islam dituntut lebih memperbaiki lagi akhlaknya sehingga yang membenci tahu akan keagungan umat Islam.

Umat Islam harus senantiasa introspeksi, apakah kita pernah menjelaskan tentang Islam kepada orang-orang yang menghina Islam? Karena boleh jadi mereka membenci Islam karena belum tahu tentang hakikat Islam.

Jika belum, maka kita harus memberikan penjelasan tentang Islam dengan berbagai pendekatan. Kalau Rasulullah dahulu suka memberikan surat-surat yang ditujukan kepada para raja, maka sekarang pun kita bisa berdakwah lewat buku, dengan menerjemahkan karya-karya Islam ke dalam bahasa yang dipakai Barat.

Mungkin ini yang luput dari kita selama ini, yaitu mendoakan mereka untuk mendapatkan pintu hidayah. Rasulullah tahu bahwa berdakwah saja tidak cukup. Hidayah adalah urusan Allah maka jalan terbaik untuk memintanya adalah dengan doa.

Maka, jika yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha akan Islam, maka biarkanlah Allah Subhana wata'ala yang membalikkan hatinya menjadi mencintai Islam. Tentunya, tujuan penulis bukan untuk melarang berdemo. Demonstrasi saja tidak cukup untuk menghilangkan islamofobia, apalagi jika berdemo dengan cara brutal dan merusak. Maka, yang timbul bukan islamofobia hilang, tapi mungkin akan semakin menjadi-jadi.


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151088298622858&set=a.205966992857.131439.203164362857&type=1

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...