Senin, Juni 26, 2006

= Deskripsi Perang =

Inilah perang Badr, yang kemudian telah memberikan tempat yang
stabil kepada umat Islam  di  seluruh  tanah  Arab,  dan  yang
merupakan   suatu   pendahuluan   lahirnya  persatuan  seluruh
semenanjung  di  bawah  naungan  Islam,  juga  sebagai   suatu
pendahuluan  adanya persekemakmuran Islam yang terbentang luas
sekali. Ia telah menanamkan sebuah peradaban besar  di  dunia,
yang  sampai  sekarang masih dan akan terus mempunyai pengaruh
yang dalam di dalam jantung kehidupan dunia.

Bukan tidak  mungkin  orang  akan  merasa  kagum  sekali  bila
mengetahui,  bahwa, meskipun Muhammad sudah begitu mengerahkan
sahabat-sahabatnya dan mengharapkan  terkikisnya  musuh  Tuhan
dan musuhnya itu, namun sejak semula terjadinya pertempuran ia
sudah minta kepada Muslimin untuk tidak membunuh  Banu  Hasyim
dan   tidak   membunuh   orang-orang  tertentu  dari  kalangan
pembesar-pembesar Quraisy, sekalipun pada dasarnya mereka akan
membunuh  setiap  orang  dari  pihak  Islam  yang dapat mereka
bunuh. Dan jangan pula orang mengira, bahwa ia berbuat  begitu
karena  ia  mau membela keluarganya atau siapa saja yang punya
pertalian keluarga dengan dia. Jiwa Muhammad jauh lebih  besar
daripada  akan  terpengaruh  oleh hal-hal serupa itu. Apa yang
menjadi pertimbangannya ialah, ia masih ingat Banu Hasyim dulu
yang telah berusaha melindunginya selama tigabelas tahun sejak
mula masa kerasulannya hingga  masa  hijrahnya,  sampai-sampai
Abbas  pamannya  ikut  menyertainya  pada malam diadakan ikrar
'Aqaba. Juga jasa orang lain  yang  masih  kafir  di  kalangan
Quraisy di luar Banu Hasyim yang menuntut dibatalkannya piagam
pemboikotan, yang  oleh  Quraisy  dia  dan  sahabat-sahabatnya
dipaksa  tinggal di celah-celah gunung, setelah semua hubungan
oleh  mereka  itu  diputuskan.  Segala  kebaikan  yang   telah
diberikan  oleh  mereka  masing-masing  oleh Muhammad dianggap
sebagai suatu jasa yang harus mendapat balasan setimpal, harus
mendapat  balasan  sepuluh  kali  lipat.  Oleh karena itu oleh
Muslimin   ia   dianggap   sebagai   perantara   bagi   mereka
masing-masing selama terjadi pertempuran, meskipun di kalangan
Quraisy sendiri masih ada yang menolak  pemberian  pengampunan
itu seperti yang dilakukan oleh Abu'l-Bakhtari - salah seorang
yang ikut  melaksanakan  dicabutnya  piagam.  Ia  menolak  dan
terbunuh.
 
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...