Selasa, Juni 27, 2006

= Setelah Menerima Wahyu =

Untuk itu, kemudian ia pergi menjumpai saudara sepupunya (anak
paman), Waraqa b. Naufal.  Seperti  sudah  disebutkan,  Waraqa
adalah  seorang  penganut  agama  Nasrani  yang sudah mengenal
Bible dan  sudah  pula  menterjemahkannya  sebagian  ke  dalam
bahasa  Arab.  Ia  menceritakan  apa  yang  pernah dilihat dan
didengar Muhammad dan menceritakan  pula  apa  yang  dikatakan
Muhammad  kepadanya,  dengan  menyebutkan  juga rasa kasih dan
harapan yang  ada  dalam  dirinya.  Waraqa  menekur  sebentar,
kemudian  katanya:  "Maha  Kudus Ia, Maha Kudus. Demi Dia yang
memegang  hidup  Waraqa.  Khadijah,  percayalah,   dia   telah
menerima  Namus  Besar1 seperti yang pernah diterima Musa. Dan
sungguh dia adalah Nabi umat  ini.  Katakan  kepadanya  supaya
tetap tabah."

Khadijah pulang. Dilihatnya Muhammad masih tidur. Dipandangnya
suaminya itu dengan rasa kasih  dan  penuh  ikhlas,  bercampur
harap  dan  cemas. Dalam tidur yang demikian itu, tiba-tiba ia
menggigil, napasnya terasa sesak dengan  keringat  yang  sudah
membasahi   wajahnya.   Ia   terbangun,  manakala  didengarnya
malaikat datang membawakan wahyu kepadanya:

"O orang yang berselimut! Bangunlah dan sampaikan  peringatan.
Dan  agungkan  Tuhanmu.  Pakaianmupun bersihkan. Dan hindarkan
perbuatan dosa. Jangan  kau  memberi,  karena  ingin  menerima
lebih  banyak. Dan demi Tuhanmu, tabahkan hatimu." (Qur'an 74:
17)

Dipandangnya ia oleh Khadijah, dengan rasa  kasih  yang  lebih
besar. Didekatinya ia perlahan-lahan seraya dimintanya, supaya
kembali ia tidur dan beristirahat.

"Waktu tidur dan istirahat  sudah  tak  ada  lagi,  Khadijah,"
jawabnya.   "Jibril   membawa   perintah  supaya  aku  memberi
peringatan kepada umat manusia, mengajak  mereka,  dan  supaya
mereka  beribadat  hanya  kepada  Allah.  Tapi siapa yang akan
kuajak? Dan siapa pula yang akan mendengarkan?"

---------------------------------------------------

Sesudah  peristiwa  itu,  pada  suatu hari Muhammad pergi akan
mengelilingi  Ka'bah.  Di  tempat   itu   Waraqa   b.   Naufal
menjumpainya. Sesudah Muhammad menceritakan keadaannya, Waraqa
berkata: "Demi Dia Yang memegang hidup Waraqa.  Engkau  adalah
Nabi  atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar seperti
yang  pernah  disampaikan  kepada  Musa.  Pastilah   kau   akan
didustakan   orang,   akan   disiksa,  akan  diusir  dan  akan
diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup,  pasti
aku  akan  membela  yang  di pihak Allah dengan pembelaan yang
sudah diketahuiNya pula." Lalu  Waraqa  mendekatkan  kepalanya
dan  mencium  ubun-ubun Muhammad. Muhammadpun segera merasakan
adanya kejujuran dalam kata-kata  Waraqa  itu,  dan  merasakan
pula betapa beratnya beban yang harus menjadi tanggungannya.
 
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...