Senin, Juni 26, 2006

= Sebelum Perang Uhud =

"Mudah-mudahan Tuhan memberikan kemenangan kepada  kita,  atau
sebaliknya  kita  mati  syahid,"  kata  Khaithama  Abu Sa'd b.
Khaithama. "Dalam perang Badr saya telah meleset. Saya  sangat
mendambakannya sekali, sehingga begitu besarnya kedambaan saya
sampai  saya  bersama  anak  saya  turut  ambil  bagian  dalam
pertempuran  itu.  Tapi  kiranya  dia yang beruntung; ia telah
gugur, mati syahid. Semalam saya bermimpi bertemu dengan  anak
saya,  dan  dia  berkata:  Susullah  kami,  kita bertemu dalam
surga. Sudah saya terima  apa  yang  dijanjikan  Tuhan  kepada
saya.  Ya Rasulullah, sungguh rindu saya akan menemuinya dalam
surga. Saya sudah tua, tulang sudah rapuh. Saya ingin  bertemu
Tuhan."

Setelah  jelas  sekali suara terbanyak ada pada pihak yang mau
menyerang dan menghadapi musuh di luar kota, Muhammad  berkata
kepada mereka:

"Saya kuatir kamu akan kalah."

Tetapi  mereka  ingin berangkat juga. Tak ada jalan lain iapun
menyerah kepada pendapat mereka.  Cara  musyawarah  ini  sudah
menjadi   undang-undang   dalam  kehidupannya.  Dalam  sesuatu
masalah ia tidak mau bertindak  sendiri,  kecuali  yang  sudah
diwahyukan Tuhan kepadanya.

Hari  itu  hari  Jum'at.  Nabi memimpin sembahyang jamaah, dan
kepada mereka diberitahukan, bahwa atas ketabahan hati  mereka
itu,  mereka  akan  beroleh kemenangan. Lalu dimintanya mereka
bersiap-siap menghadapi musuh.

Selesai  sembahyang  Asar  Muhammad  masuk  kedalam   rumahnya
diikuti  oleh  Abu  Bakr  dan Umar. Kedua orang ini memakaikan
sorban dan baju besinya  dan  ia  mengenakan  pula  pedangnya.
Sementara  ia tak ada di tempat itu orang di luar sedang ramai
bertukar pikiran. Usaid  b.  Hudzair  dan  Sa'd  b.  Mu'adh  -
keduanya  termasuk  orang  yang berpendapat mau bertahan dalam
kota berkata kepada  mereka  yang  berpendapat  mau  menyerang
musuh di luar:

"Tuan-tuan  mengetahui,  Rasulullah  berpendapat  mau bertahan
dalam  kota,  lalu  tuan-tuan  berpendapat  lain   lagi,   dan
memaksanya  bertempur  ke  luar.  Dia  sendiri  enggan berbuat
demikian. Serahkan sajalah soal ini  di  tangannya.  Apa  yang
diperintahkan  kepadamu, jalankanlah. Apabila ada sesuatu yang
disukainya atau ada pendapatnya, taatilah."

Mendengar  keterangan  itu  mereka  yang   menyerukan   supaya
menyerang  saja,  jadi  lebih  lunak.  Mereka menganggap telah
menentang Rasul mengenai sesuatu yang mungkin itu datang  dari
Tuhan.  Setelah  kemudian Nabi datang kembali ke tengah-tengah
mereka, dengan memakai baju besi  dan  sudah  pula  mengenakan
pedangnya,  mereka  yang tadinya menghendaki supaya mengadakan
serangan berkata:

"Rasulullah,  bukan  maksud  kami   hendak   menentang   tuan.
Lakukanlah  apa yang tuan kehendaki. Juga kami tidak bermaksud
memaksa tuan. Soalnya pada Tuhan, kemudian pada tuan."

"Kedalam pembicaraan yang semacam inilah saya  ajak  tuan-tuan
tapi  tuan-tuan  menolak,"  kata  Muhammad. "Tidak layak bagi
seorang nabi yang apabila  sudah  mengenakan  pakaian  besinya
lalu  akan  menanggalkannya  kembali, sebelum Tuhan memberikan
putusan antara dirinya dengan musuhnya. Perhatikanlah apa yang
saya   perintahkan  kepada  kamu  sekalian,  dan  ikuti.  Atas
ketabahan hatimu, kemenangan akan berada di tanganmu."

Demikianlah  prinsip  musyawarah  itu  oleh   Muhammad   sudah
dijadikan  undang-undang  dalam  kehidupannya. Apabila sesuatu
masalah yang dibahas telah diterima  dengan  suara  terbanyak,
maka  hal itu tak dapat dibatalkan oleh sesuatu keinginan atau
karena  ada  maksud-maksud  tertentu.  Sebaliknya   ia   harus
dilaksanakan,  tapi orang yang akan melaksanakannya harus pula
dengan cara yang sebaik-baiknya dan diarahkan ke suatu sasaran
yang yang akan mencapai sukses.

Sekarang  Muhammad  berangkat  memimpin  kaum  Muslimin menuju
Uhud. Di Syaikhan5 ia berhenti. Dilihatnya di tempat  itu  ada
sepasukan  tentara  yang  identitasnya  belum  dikenal. Ketika
ditanyakan, kemudian diperoleh keterangan,  bahwa  mereka  itu
orang-orang  Yahudi  sekutu  Abdullah b. Ubayy. Lalu kata Nabi
'alaihi'ssalam: "Jangan minta pertolongan orang-orang  musyrik
dalam melawan orang musyrik, - sebelum mereka masuk Islam."
 
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...