Senin, Juni 26, 2006

= Tiba di Madinah :) =

Berbondong-bondong penduduk  Yathrib  ke  luar  rumah  hendak
menyambut   kedatangan   Muhammad,  pria  dan  wanita.  Mereka
berangkat setelah tersiar berita  tentang  hijrahnya,  tentang
Quraisy yang hendak membunuhnya, tentang ketabahannya menempuh
panas  yang  begitu  membakar  dalam  perjalanan  yang  sangat
meletihkan,   mengarungi   bukit  pasir  dan  batu  karang  di
tengah-tengah dataran Tihama, yang  justru  memantulkan  sinar
matahari  yang  panas  dan  membakar itu. Mereka keluar karena
terdorong ingin mengetahui sekitar  berita  tentang  ajakannya
yang  sudah  tersiar  di seluruh jazirah. Ajakan ini juga yang
sudah mengikis kepercayaan-kepercayaan lama yang diwarisi dari
nenek-moyang mereka, yang sudah dianggap begitu suci.

------------------------------------------

Ternyata  kalangan  Anshar memperlihatkan sikap keramahtamahan
yang luarbiasa terhadap saudara-saudara mereka kaum  Muhajirin
ini,  yang  sejak  semula  sudah  mereka  sambut  dengan penuh
gembira. Sebabnya ialah, mereka telah meninggalkan Mekah,  dan
bersama  itu mereka tinggalkan pula segala yang mereka miliki,
harta-benda dan semua kekayaan. Sebagian besar  ketika  mereka
memasuki  Medinah  sudah hampir tak ada lagi yang akan dimakan
disamping mereka memang bukan orang  berada  dan  berkecukupan
selain  Usman  b.  'Affan.  Sedangkan yang lain sedikit sekali
yang dapat membawa sesuatu yang berguna dari Mekah.

Pada suatu hari Hamzah paman Rasul pergi mendatanginya  dengan
permintaan kalau-kalau ada yang dapat dimakannya. Abdur-Rahman
b. 'Auf yang sudah bersaudara dengan Sa'd  bin'r-Rabi'  ketika
di  Yathrib  ia  sudah  tidak  punya apa-apa lagi. Ketika Sa'd
menawarkan hartanya akan dibagi dua, Abdur-Rahman menolak.  Ia
hanya  minta  ditunjukkan  jalan  ke  pasar. Dan di sanalah ia
mulai berdagang mentega dan keju.  Dalam  waktu  tidak  berapa
lama,  dengan  kecakapannya  berdagang ia telah dapat mencapai
kekayaan kembali, dan dapat pula memberikan  mas-kawin  kepada
salah   seorang   wanita   Medinah.   Bahkan  sudah  mempunyai
kafilah-kafilah yang pergi  dan  pulang  membawa  perdagangan.
Selain Abdur-Rahman, dari kalangan Muhajirin, banyak juga yang
telah melakukan hal serupa itu. Sebenarnya  karena  kepandaian
orang-orang  Mekah  itu  dalam  bidang  perdagangan sampai ada
orang mengatakan: dengan perdagangannya itu ia dapat  mengubah
pasir sahara menjadi emas.

Adapun   mereka  yang  tidak  melakukan  pekerjaan  berdagang,
diantaranya ialah  Abu  Bakr,  Umar,  Ali  b.  Abi  Talib  dan
lain-lain.  Keluarga-keluarga mereka terjun kedalam pertanian,
menggarap  tanah   milik   orang-orang   Anshar   bersama-sama
pemiliknya.   Tetapi   selain   mereka  ada  pula  yang  harus
menghadapi kesulitan dan kesukaran hidup.  Sungguhpun  begitu,
mereka ini tidak mau hidup menjadi beban orang lain. Merekapun
membanting  tulang  bekerja,  dan  dalam  bekerja  itu  mereka
merasakan  adanya ketenangan batin, yang selama di Mekah tidak
pernah mereka rasakan.
 
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...