Senin, Juni 26, 2006

= Haji Perpisahan =

Di  Namira,  sebuah  desa  sebelah  timur  'Arafat, telah pula
dipasang sebuah kemah  buat  Nabi,  atas  permintaannya.  Bila
matahari  sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa, dan
ia berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan 'Urana.  Di
tempat  itulah  manusia  dipanggilnya, sambil ia masih di atas
unta, dengan  suara  lantang;  tapi  sungguhpun  begitu  masih
diulang  oleh  Rabi'a b. Umayya b. Khalaf. Setelah mengucapkan
syukur dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap  anak
kalimat  ia  berkata,  "Wahai manusia sekalian!5 perhatikanlah
kata-kataku ini! Aku tidak  tahu,  kalau-kalau  sesudah  tahun
ini,  dalam  keadaan  seperti ini, tidak lagi aku akan bertemu
dengan kamu sekalian.

"Saudara-saudara!5 Bahwasanya darah kamu dan harta-benda  kamu
sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini
yang suci   sampai  datang  masanya  kamu  sekalian  menghadap
Tuhan.  Dan  pasti  kamu  akan menghadap Tuhan; pada waktu itu
kamu dimintai pertanggung-jawaban atas segala perbuatanmu. Ya,
aku sudah menyampaikan ini!

"Barangsiapa  telah  diserahi  amanat,  tunaikanlah amanat itu
kepada yang berhak menerimanya.

"Bahwa semua riba sudah  tidak  berlaku.  Tetapi  kamu  berhak
menerima   kembali  modalmu.  Janganlah  kamu  berbuat  aniaya
terhadap orang lain, dan jangan  pula  kamu  teraniaya.  Allah
telah  menentukan  bahwa  tidak  boleh lagi ada riba dan bahwa
riba 'Abbas b. 'Abd'l-Muttalib semua sudah tidak berlaku.

"Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku
lagi,  dan  bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan ialah
darah Ibn Rabi'a bin'l Harith b. 'Abd'l-Muttalib!

"Kemudian daripada itu saudara-saudara.5 Hari ini nafsu  setan
yang   minta   disembah   di   negeri  ini  sudah  putus  buat
selama-lamanya. Tetapi, kalau  kamu  turutkan  dia  walau  pun
dalam  hal  yang  kamu  anggap kecil, yang berarti merendahkan
segala amal perbuatanmu,  niscaya  akan  senanglah  dia.  Oleh
karena itu peliharalah agamamu ini baik-baik.

"Saudara-saudara.5  Menunda-nunda  berlakunya  larangan  bulan
suci berarti memperbesar  kekufuran.  Dengan  itu  orang-orang
kafir  itu  tersesat.  Pada satu tahun mereka langgar dan pada
tahun lain mereka sucikan,  untuk  disesuaikan  dengan  jumlah
yang  sudah  disucikan Tuhan. Kemudian mereka menghalalkan apa
yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana  yang  sudah
dihalalkan.

"Zaman  itu  berputar  sejak Allah menciptakan langit dan bumi
ini. Jumlah bilangan bulan menurut Tuhan ada  duabelas  bulan,
empat   bulan  di  antaranya  ialah  bulan  suci,  tiga  bulan
berturut-turut dan bulan Rajab itu antara  bulan  Jumadilakhir
dan Sya'ban.

"Kemudian  daripada  itu,  saudara-saudara.5  Sebagaimana kamu
mempunyai hak atas isteri kamu, juga isterimu  sama  mempunyai
hak   atas  kamu.  Hak  kamu-atas  mereka  ialah  untuk  tidak
mengijinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakkan  kaki  ke
atas  lantaimu,  dan jangan sampai mereka secara jelas membawa
perbuatan keji. Kalau sampai mereka melakukan semua itu  Tuhan
mengijinkan kamu berpisah tempat tidur dengan mereka dan boleh
memukul  mereka  dengan  suatu  pukulan  yang   tidak   sampai
mengganggu.  Bila  mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka
kewajiban kamulah memberi nafkah  dan  pakaian  kepada  mereka
dengan  sopan-santun.  Berlaku  baiklah  terhadap isteri kamu,
mereka itu kawan-kawan yang membantumu, mereka tidak  memiliki
sesuatu  untuk  diri  mereka.  Kamu  mengambil  mereka sebagai
amanat Tuhan,  dan  kehormatan  mereka  dihalalkan  buat  kamu
dengan nama Tuhan.

"Perhatikanlah  kata-kataku  ini,  saudara-saudara5  Aku sudah
menyampaikan ini. Ada masalah yang  sudah  jelas  kutinggalkan
ditangan  kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu takkan sesat
selama-lamanya - Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

"Wahai  Manusia  sekalian!5  Dengarkan  kata-kataku  ini   dan
perhatikan!  Kamu  akan  mengerti,  bahwa setiap Muslim adalah
saudara  buat  Muslim  yang  lain,  dan  kaum  Muslimin  semua
bersaudara.   Tetapi  seseorang  tidak  dibenarkan  (mengambil
sesuatu) dari saudaranya,  kecuali  jika  dengan  senang  hati
diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.

"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?"

Sementara  Nabi  mengucapkan  itu Rabi'a mengulanginya kalimat
demi  kalimat,  sambil  meminta  kepada   orang   banyak   itu
menjaganya  dengan  penuh  kesadaran. Nabi juga menugaskan dia
supaya menanyai mereka  misalnya:  Rasulullah  bertanya  "hari
apakah  ini?  Mereka  menjawab: Hari Haji Akbar! Nabi bertanya
lagi: "Katakan kepada mereka, bahwa darah dan harta kamu  oleh
Tuhan  disucikan,  seperti  hari  ini yang suci, sampai datang
masanya kamu sekalian bertemu Tuhan."

Setelah sampai pada penutup kata-katanya itu ia berkata lagi:

"Ya Allah! Sudahkah kusampaikan?!"

Maka serentak dari segenap penjuru orang menjawab: "Ya!"

Lalu katanya:

"Ya Allah, saksikanlah ini!"

Selesai Nabi mengucapkan pidato ia  turun  dari  al-Qashwa'  -
untanya  itu.  Ia  masih  di tempat itu juga sampai pada waktu
sembahyang lohor dan asar. Kemudian  menaiki  kembali  untanya
menuju  Shakharat.  Pada  waktu  itulah  Nahi  a.s. membacakan
firman Tuhan ini kepada mereka:

"Hari inilah Kusempurnakan agamamu  ini  untuk  kamu  sekalian
dengan Kucukupkan NikmatKu kepada kamu, dan yang Kusukai Islam
inilah menjadi agama kamu." (Qur'an, 5: 3)

Abu Bakr ketika mendengarkan ayat itu ia menangis, ia  merasa,
bahwa  risalah Nabi sudah selesai dan sudah dekat pula saatnya
Nabi hendak menghadap Tuhan.
 
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/index.html 

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...